03/11/09

Orang yang Simetris = Orang yang Menarik?

Coba deh sekarang anda bercermin. Lalu amati baik-baik tiap bagian dari wajah anda. Mata, telinga, hidung, bibir, alis...amati dengan seksama. Bayangkan sebuah garis imajiner di tengah-tengah wajah yang membagi wajah jadi dua bagian, kanan dan kiri. Kalo susah bayanginnya, ambil aja penggaris 30 cm terus tegakkan di tengah-tengah muka (orang geela..orang geela). Naah, sekarang amatilah apakah sisi bagian kiri simetris dengan sisi bagian kanan. Apakah cuping hidung kiri anda sama besar dengan cuping hidung kanan? Apakah sudut mata kanan anda sama kemiringannya dengan sudut mata kiri? Apakah kedua daun telinga anda sama besar? Teruskan pengamatan anda.
Mungkin anda akan menemukan ada beberapa bagian anggota wajah yang nggak simetris. Emang umumnya begitu kok. Wajar itu. Nggak perlu risau (ih, siapa juga yang risau). Nggak Cuma bagian-bagian wajah, bagian tubuh pun begitu. Jari telunjuk kanan dan kiri bisa saja nggak sama panjang. Misalnya saya, kalo habis bangun tidur, pasti deh mata dan kantong mata saya terlihat aneh, nggak sama besar. Kalau saya tidurnya miring ke kiri, bisa dipastikan mata dan kantong mata kiri lebih besar. Denger-denger, eh, maksudnya (dari) baca-baca sih katanya itu karena adanya penimbunan air selama tidur. Biar ilang, sebaiknya kantong mata yang membesar dipijet-pijet biar airnya nggak ngumpul disitu. Tapi males ah, masa bangun-bangun suruh pijet-pijet kantong mata. Kalo keculek kan repot.
Nah, ternyata ada orang-orang yang dianugrahi kesimetrisan lebih oleh Allah. Kenapa dikatakan anugrah? Begini saudara-saudara, menurut penelitian yang entah dilakukan oleh siapa, dilakukan dimana dan entah kapan (maaf saya lupa), ternyata ditemukan bahwa orang yang kedua sisi tubuhnya simetris dinilai lebih menarik (alias lebih cantik buat yang cewek dan lebih ganteng buat yang cowok). Ih, nggak penting banget sih, menarik-tidaknya seseorang Cuma dilihat dari kesimetrisan wajahnya! Mungkin begitu pikir anda. Tapi benarkah itu nggak penting?
Pernah nonton acara Naked Science nggak? Ada satu episode (episode favorit saya) yang judulnya “What’s Sexy?”. Saat sperma dan ovum bertemu, masing-masing membawa setengah set genom dari pemilik sperma dan ovum itu. Setengah gen ini mengandung informasi-informasi genetik yang kelak diwariskan pada anak hasil pertemuan itu (kalo Allah mengizinkan). Ada sifat-sifat baik dan tentu aja ada sifat-sifat yang kurang diinginkan. Ternyata, tanpa sadar orang-orang lebih menyukai lawan jenis yang genomnya punya keanekaragaman gen yang berbeda dengan mereka. Nah, kebayang dong kalau gen-gen yang beda saling bercampur? Akan terbentuk individu baru yang gennya beraneka ragam. Gen yang beraneka ragam ini diharapkan bisa menghadapi tantangan zaman. Maksudnya? Memiliki berbagai macam kekebalan yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia yang makin gila ini (halah). Akhirnya, lahirlah anak yang kuat, karena punya gabungan sifat-sifat baik (kuat) dari kedua orang tuanya.
Dan, tanpa sadar, manusia punya kemampuan untuk mengenali gen lawan jenisnya dalam beberapa detik saja! manusia bisa mengenali apakah lawan jenis yang dihadapinya bisa menyumbangkan setengah genom yang “bagus”. Mekanisme pengenalan ini bisa melalui feromon (zat kimia yang dikeluarkan makhluk hidup dewasa untuk menarik lawan jenis). Bukan tawon aja lho yang punya feromon. Selain feromon, ternyata kita manusia bisa “membaca” gen lawan jenisnya dengan melihat wajahnya. Kalau anda merasa terkagum-kagum dengan kecakepan fisik seseorang, atau merasa tertarik pada seseorang tanpa alasan yang logis dan jelas kecuali “seneng aja ngeliat dia” itu salah satu indikasi bahwa orang itu bisa melengkapi gen-gen yang anda miliki.
Disitu diterangkan kalau kita manusia, secara umum suka sama lawan jenis yang cakep. Cakep berarti menyenangkan saat dilihat, kan? Indikatornya antara lain kulit mukanya berseri-seri, rambutnya ....., kulitnya mulus, hidungnya ..., matanya.... wis sebut sendiri lah semua yang anda inginkan di titik-titik yang saya sediakan. Ternyata ciri-ciri umum yang dimiliki orang cakep itu mengindikasikan bahwa orang itu lebih sehat, lebih tahan terhadap pengaruh lingkungan (alias lebih bisa survive), dan...lebih subur! Wah, jadi kalau ada yang memuji kecakepan anda, artinya anda subur dong? Hahaha... yang jelas, orang yang cakep dan menarik itu katanya lebih sehat dari yang lain.
Terus hubungannya dengan kesimetrisan tubuh tadi apa? Begini, rancang bangun tubuh kita ini emang sudah didesain Allah sedemikian rupa sehingga simetris. Inget deh pelajaran biologi, rancang bangun manusia itu simetris bilateral. Kalau kesimetrisan itu bisa terus tampak, itu berarti sistem tubuhnya bagus, buktinya semua sisi berkembang maksimal, kan? Adanya ketidaksimetrisan ditenggarai mengindikasikan ada bagian yang kurang berkembang. Nggak heran sih kalo menurut penelitian itu responden lebih memilih lawan jenis yang wajahnya simetris kiri-kanan. Terus aku pernah baca artikel di internet nih. Ada penelitian lain, di penelitian itu responden suruh mencium bau kaos-kaos bekas pakai dan memilih satu kaos yang aromanya paling disukai (ih nggilani tenan to penelitiane? aku emoh nek ditawari dadi respondene. Tapi sopo juga sing arep nawari aku? Hehehe). Hasilnya?? Dari bau kaosnya bisa diketahui apakah pemakainya berwajah simetris atau enggak. Dan mayoritas responden memilih kaos bekas pakainya orang berwajah simetris tadi. Huwekk...sungguh penelitian yang nggilani (menjijikkan, red).
Oh iya, satu lagi. Menurut tayangan ini, para wanita menjadi lebih simetris saat mereka sedang ovulasi. Kemungkinan itu disebabkan distribusi cairan tubuh yang berubah. Hohoho...aku jadi berkesimpulan, tujuan manusia hidup di dunia ini setelah bertahan hidup adalah melanjutkan keturunan. Kok bisa? Ya iyalah...saat ovulasi, kan wanita sedang subur-suburnya. Alias sel telurnya sedang matang, dan kalau ketemu sperma besar kemungkinan sukses menghasilkan anak. Kalau mereka simetris, mereka lebih menarik, ah, susah ngomongnya...ngerti kan? Bahkan aku pernah baca di internet, gejala-gejala PMS (Pre-Menstrual Syndrom) dikaitkan dengan ini. Gejala-gejala itu antara lain nesu-nesu (ngamuk-ngamuk, red) nggak jelas dan penimbunan cairan di tubuh (penimbunan cairan juga bikin gak tubuh simetris). Kedua gejala ini ditenggarai akan “mengusir” makhluk bergenom 22XY di sekitar mereka. Hihihi, kasian ya. Kenapa perlu diusir? Karena saat lagi PMS wanita lagi nggak subur, lha wong sel telurnya udah hampir diluruhkan gitu. Ada sperma juga palingan nggak bisa sukses membentuk zigot.
Sungguh tayangan yang ilmiah banget, merasakan sensasi lust aja ternyata bisa dianalisis dan dioprek-oprek sampai mendalam memakai kaca mata ilmiah. Buat kita, mungkin aja peristiwa “seneng-ketemu-orang-cakep” itu biasa. Tapi ternyata melibatkan peristiwa ke-BioMoL-an yang rumit (biomol : biologi molekuler, red). Masalah percaya atau enggak terserah anda. Mungkin anda nggak percaya. Untuk menjadi menarik, apakah kita harus simetris? Lha kalo nggak gimana? Menurut saya pribadi sih nggak. Pernahkah anda mengamati wajah orang yang anda sukai (fisiknya)? Waduh, bahaya...hehehe. Tapi kalau pernah, apakah anda tahu orang yang anda sukai fisiknya itu benar-benar simetris wajahnya? Kayaknya enggak pasti juga kan.
Pasti ada alasan lain selain fisik. Apa tujuan menikah Cuma buat menghasilkan keturunan yang luar biasa? Kalau gitu, alangkah baiknya jika kita menyekuen (mengadakan sequencing) genom kita lalu menaruh filenya dalam sebuah CD dan menyuruh orang-orang melakukan hal yang sama. Terus, kalau mau cari jodoh yang tepat, nggak usah ribet-ribet, taaruf (kenalannya) via CD aja. Alias tuker-tukeran CD yang isinya informasi genetik kita. Kayak usulnya dosen biologi molekulerku. Ajib. Tapi yakin tujuan nikah Cuma itu? Saya beragama Islam, dan agama saya mengajarkan bahwa menikah itu setengah agama. Menikah itu menyempurnakan agama. Yang saya inget dari pelajaran agama waktu SMA dulu, tujuan nikah selain meneruskan keturunan juga untuk menggapai kebahagiaan dunia akhirat. Owh, how nice.

p.s : Waduh, tuwo banget to tulisanku, serasa moco tulisane mbah-mbah....

Lentog Tanjung is The Best Breakfast Ever!

Lentog is The Best Breakfast Ever!


Lentog? Ih, apa itu lentog? Buat yang berasal bukan dari Kudus mungkin nggak tau apa itu lentog. Well, lentog itu nama makanan. Di Kudus banyak dijual pagi-pagi sebagai menu sarapan. Kalo udah agak siangan dikit, udah bubar tuh yang pada jualan. Kali ini aku akan membedah sajian bernama lengkap lentog Tanjung ini (wah bahasanya sok-sok kayak pembawa acara kuliner gitu, nggayane pol). Emang makanan ini berasal dari desa Tanjung, kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Indonesia (lengkap banget). Tapi sekarang sudah tersebar ke seluruh penjuru kabupaten. Jadi gampang banget kalo mau cari orang jualan lentog di Kudus. Di GOR Wergu juga banyak tuh yang jualan.

Penampilan? Seperti ini nih...



Walopun penampilan dan namanya nggak begitu komersil (len-tog, pronunciation-nya lentok) dan ndeso, rasanya jangan tanya....enak banget (menurut aku). Jadi laper nih. Hiks, Liong emang kayaknya paling lemah sama makanan enak. Dan jangan khawatir, insyaallah lentog 100% halal, asal belinya secara halal lho.

Lentog terdiri dari 3 penyusun utama :
• Lontong. Udah pada tau kan lontong itu apa. Itu lho beras yang dimasak didalem daun pisang, kayak ketupat tapi bentuknya silinder dan warnanya keijo-ijoan (klorofilnya daun pisang luntur kali). Kayak lemper tapi nggak ada isinya, beras doang. Nah, yang khas dari para pedagang lentog di Kudus, mereka kalo motong lontong itu bukan bulet-bulet tapi miring-miring. Kenapa? Mungkin biar artistik. Kalo lebaran biasanya ibu masak lontong opor dan sambel goreng tu, nah aku ikut-ikutan para bakul (penjual-red) lentog deh, motongnya miring-miring...

• Sayur gori. Itu adalah nangka muda (gori) yang dimasak pake santen encer. Aku nggak tahu bumbunya apa aja, yang jelas beda jauh rasanya ma gudeg Yogya, walopun sama-sama dari gori. Gorinya rasanya lembut-lembut piye di lidah (lha piye?). Dulu waktu masih kecil, kalo makan lentog aku nggak memakan sayur ini, alias nggak doyan. Tapi dengan bertambahnya usia dan kerakusan, karena masih laper ya udah aku ganyang aja deh itu sayur. Lumayan nambah nutrisi (halah, padahal karena rakus).

• Tahu-tempe yang dimasak pake santen encer (nggak tahu namanya apa). Nah, ini dia part of lentog yang paling bikin lidahku menari-nari (halah). Terutama tahunya! Wenak (enak, red) banget deh! Biasanya aku sisihin bagian ini buat dimakan paling akhir. Save the best for last, kata temenku gitu. Kalo tempenya sih biasa aja. Malah cenderung aneh deh rasanya. Tapi tahunya...haaa...jadi makin laper.

Sebagai pelengkap, dijual sate telur puyuh yang dibacem dan kerupuk. Sate telur puyuh ini, asli cocok banget dimakan sama lentog. Enggak tahu kenapa, udah jodohnya mungkin. Buat yang doyan banget pedes dan nggak bisa makan tanpa cabe, tenang aja. Dalam paket pembelian default (halah!) biasanya lentog dilengkapi dengan beberapa CABE RAWIT yang (kayaknya) dikukus. Cabenya utuh, nggak dipotong-potong apalagi dihaluskan. Aku nggak begitu doyan pedes, jadi dijamin mangar-mangar (dooh, bahasa Indonesianya mangar-mangar tuh apaan yak) kalo sampe keceplus (nggigit secara nggak sengaja, red). Jadi sebelum makan, biasanya nyari-nyari lomboknya dulu, terus dua butir lombok rawit itu aku cacah-cacah pake sendok biar ancur lalu aku aduk-aduk biar pedesnya merata. Wuhh, mbayangin aja udah bikin kemringet (keringetan, red). Slurrp! Di beberapa penjual lentog juga aku nemuin sambel cabe merah yang –entah gimana cara bikinnya- teksturnya cair banget dan berminyak. Tenang aja, pasti boleh kok minta sambel lagi kalo kurang pedes.

Jadi buat anda-anda yang belum pernah ke Kudus, jangan lewatkan sarapan istimewa ini. Biar pengalaman gitu. Gizinya juga menurutku lumayan lengkap sebagai sebuah sarapan pagi. Karbohidrat, protein, lemak, mineral, serat, ada. Hmmm, vitaminnya kita tambah sendiri kali ya (ato sayur gori ada vitaminnya?). Sayangnya, tiap porsi lentog itu kecil nggak begitu ngenyangin, walaupun udah cukup bisa mengganjal perut (daripada nggak sarapan). Jadi, jangan malu-malu nambah, hehehe. Tenang aja, sampai tulisan ini diturunkan, harga seporsi lentog+sate telur+kerupuk cukup Rp 4.000,- saja. Murmer to?
Haa....I miss lentog very much

Kuliahku ning Farmasi

Farmasi...walah-walah, kok aku gujug-gujug pingin nulis postingan tentang farmasi. Khususe perkuliahan ning fakultas farmasi. Yo wis lah, timbangane ora konsen sinau lan beres-beres kos mending nge-blog dhisik.
Hmm...wong awam ki ngertine farmasi kuwi piye yo? Jangan-jangan mbayangke nek wong farmasi kuwi mambune ora enak, mambu obat-obatan. Terus lengene pothok (iki istilahe dosenku kromatografi) amergane sering nggojog corong pisah (lan senengane nggerus pulveres, ngaduk emulsi, lsp. hehehe). Terus mahasiswa farmasi kuwi sering banget praktikum iki-iku, nggawe laporan, wahh...sibuk tenan.
Sabar mbak, sabar mas. Tak jelaske. Farmasi kuwi ilmu sing mempelajari 3 hal. Yaiku senyawa kimia (khususe obat, iso uga jamu lan kosmetik), fisiologi awake menungsa, lan interaksine. Dadi yo kuliah ning farmasi iku warna-warni banget pelajarane. Dina iki iso wae diwarahi kimia analisis sing perkara spektrofotometri, dijlentrehno kanthi detail banget apa kuwi flourosensi, kenapa nek senyawa sing strukture rigid iku intensitas flourosensine gedhe. Terus dina sakwise diwulang biologi molekuler (bioMol). DNA, gen, lokus, kromosom, genom, transkripsi, translasi, mutasi. Dina liyane farmakologi. Lapo kok parasetamol (iku lho, sing ngetop merek cap PA***OL) iso marakke wong sing meriang dadi luwih kepenak awake. Pokoke kanggo sampeyan-sampeyan para pecinta sains sejati, jurusan iki cocok lah. Opo meneh nggo kaliyan sing kritis lan senengane takon “lho kok iso?”, jurusan farmasi cocok banget nggo kowe.
Pertanyaan selanjute. Terus nek pelajarane ngono-ngono, opo ora setres kuwi saking angele? Hmm...ngene yo...nek menurutku kabeh wong-wong dengan kecerdasan rata-rata koyo aku ngene iso kok ngikuti pelajaran ning farmasi. Buktine aku isih waras-waras wae nganti saiki. Tambah lemu malah kawit kuliah. Dadi wis rak jaman kuwi mitos nek cah kos kuwi kuru, jarang mangan, lsp. Iyo sih dadi cah kos kuwi yo kadang melas, meneh nek tanggal tuwo lan kudu fotokopi materi-materi kuliah (kayak aku pas arep UAS kae, saake). Tapi mboh yo, kok aku iso lemu. Soale mangan segone malah tambah akeh nek dibandingke pas ning omah ndek iko. Lha piye, mosok wis tuku ora tak entekke. Wis muni lho padahal mbek sing dodol yen aku tuku segone separo porsi wae. We la dalah, jebule separo porsi kuwi akeh tenan, kira-kira 2-3 luwih akeh saka porsi manganku ning omah ndek kae. Jelas wae aku sering ngguwak-ngguwak sego. Tapi suwi-suwi ibuke sing sadean sego yo apal nek ngedoli aku sithik wae, luwih sithik lah timbangane nek ngedoli wong liyo (tapi yo tetep wae nggunung). Akhire aku kebiasa karo porsi kuwi. Pancen sih luwih sering ora entekke, tapi nek nafsu kebo lagi kumat, iso entek lho...mboh aku rak ngerti iki aib (mangan kok koyo kebo) opo prestasi (soale ora mubazir). Ngguwak sego kan yo pancen ora apik to. Bapakku ki tau ngendika, kanggo “mensintesis” sebulir beras kuwi butuh pirang-pirang puluh dino. Iku wae angel prosese, kudu ditandur siji-siji (nandure yo ora angger disebar wenihe, kudu diatur siji-siji), terus dikei banyu, terus nek wis rada gedhe dipindah...bla-bla-bla, wis kesel banget wis. Dadi, petani ki mulyo banget lho sakdonge...hiks, maturnuwun pak tani lan bu tani.
Mbalik ning topik awal. Wis, intine kuliah ning farmasi kuwi rak segitunya kok. Ojo langsung ngandel nek ono sing kondo kuliah ning farmasi ki kudu jenius. Sing bener kuliah ning farmasi kuwi kudu seneng lan tekade kuat. Tak kandani yo, kawit SD nganti SMA ki aku rak tau lho ranking siji. Paling mentok kuwi ranking 2 pas SMP! Bar iku, boso wis kenal dandan-dandanan, taksir-taksiran, lsp langsung ngilang (rankinge). Aku sinau tenanan, tapi yo tetep wae rak iso nyaingi konco-koncoku sing liyane. Yo pancen amergo kekuasaan Allah yen aku iso metik hasil soko kebiasaan sinauku pas sekolah kae. Mboh ndilalah, ono wae carane dadi aku iso entuk biji sing (menurutku lho) lumayan lan ora ngisin-ngisini. Alhamdulillah ya Allah, i lep yu pull.
Oh iya, ojo kaget yo, kuliah farmasi kuwi pancen akeh praktikume. Semester iki wae, yen dipikir aku seminggu iso ono 4 praktikum. Terus minggu berikute 3 praktikum. Lapo wae to nek praktikum kuwi sakjane? Hmmm...biasane sih sakdurunge praktikum iku ono pretes (kanggo nguji kene wis ono modal ilmu opo durung kanggo praktikum kuwi). Terus, action deh! Asyik-asyik lho praktikume. Orak usah mbayangke 4 jam ning lab kuwi kudu ngamati sesuatu sing uwangil (saking angele nganti dadi uwangil). Ora ngono kok. Nek aku sih praktikum kuwi malah koyok dolanan. Timbangane lungguh terus ning kelas, kan mboseni. Terus nek ning lab iku iso ndelok lan njajali alat-alat sing aneh-aneh, larang-larang, lan canggih-canggih. Kapan maneh to? (dasar jiwa ndeso). Paling sing marai senep ki yo nggarap laporane. Kesel...uwis ngono yo mangkel to nek wis nggarap angel-angel, we lha dhalah...diwenehi biji elek. Iku koyo aku pas semester 1, nggarap laporan KFD (kimia farmasi dasar). Hehehe...aku isih eling, pas iku aku iri mbek konco-koncoku soale mereka bijine apik-apik. Tapi saka pengalaman kuwi, suwi-suwi aku ngerti carane gawe pembahasan. Meskipun yo durung perfect sih. Ngandel opo ora, aku sih ngerasa cara mikirku dadi rada bedo kawit sering gawe pembahasan. Mboh si iki bener opo namung krasan-krasan wae. Hehehe. Iku manfaate gawe laporan. Selain iku, nek praktikum, kene dadi (gelem ora gelem) sinau. Lha piye ora sinau, wong nglakoni lan ngamati langsung kok. Digawe asik wae lah. Ora usah terlalu kenceng dipikir, tapi yo ojo kesantainen.
Terus, nek praktikum, gawe laporan, lan sinau kapan seneng-senenge? Mosok kene kudu dadi kutu buku kabeh? Tenang bos...kuliah yo kuliah, kudu fokus tapi tetep ono selingane kok. Selingane kuwi milih : organisasi opo seneng-seneng. Karepmu. Kan umume, sakliyane dina Minggu, dina Sabtu kuwi kuliah prei...iso dinggo mlaku-mlaku, utawa santai-santai. Mahasiswa farmasi kuwi yo ora culun-culun lho! Jangan salah. Eh iyo, info tambahan bos, aku yo ora ngerti lapo, kok iso yo akeh-akehe farmasi kuwi isine mahasiswi. Contone ning kampusku dhewe. Sak kelas, isine 65-an wong, sing laki-laki kuwi sithik tok, paling 15-an. Marai ono sing mlesetke, farmasi didawakke dadi fakultas ramai mahasiswi.
Nek aku dhewe sih, pancen pingin banget mlebu fakultas farmasi. Kawit kelas 2 SMA nek gak salah. Sejarahe ngene. Pas kelas 1 SMA semester 2, aku loro tipus. Suwi banget, lha wong nganti ora mlebu sekolah meh sak wulan (mlebu-mlebu langsung UTS, opo ora klepek-klepek kuwi). Nah, ngobati tipus ki nglibatke para sesepuh, eh maksudku para tenaga medis ngono lho. Ono dokter, bidan, looh salah, lapo ditangani bidan?? suster, ahli gizi, lan sing mesti...jreng jreng jreng...(halah) APOTEKER! Pas iku durung ono bayangan sih arep dadi opo. Tapi wis ono niat kanggo dadi tenaga medis, ben iso nyelametke nyowone wong akeh. Dokter? Aku rak wani nyekel wong sing wis mati! Mbedah-mbedah....hiii. Suster? Wah, pingin...kesane kan suster kuwi wonge “caring” banget ngono lho. Tapi kan kuliahe mirip-mirip koyo dokter. Hiii...yo ora sido. Aku kan wedinan. Tau sih kepikir dadi ahli gizi, tapi ah, amerga beberapa hal dadi gak sido. Setelah tak pikir-pikir (mikirku suwi tenan yo, 1 taun luwih), ketoke sing paling entuk chemistry-ne mbek aku ki yo dadi apoteker. Aku kan seneng banget pelajaran kimia. Jarene kanca-kancaku gurune marai ngantuk tapi aku tetep seneng. Jenenge wae wis naksir mbek pelajarane. Aku yo seneng biologi. Sip, cocok. Terus aku browsing-browsing nggolek info, kuliah ning farmasi ki enak ora to. Terus dadi apoteker kuwi piye, enak lan menjanjijan rak (huu...dasar). Ternyata soko review-review ning internet (lan krungu-krungu saka wong-wong), farmasi kuwi lumayan ruwet. Lho? Iyo, mosok aku tau maca blog sing nulis nek kuliah farmasi ki rak enak. Ih, piye to, rak nggenah. Penulise kuwi mahasiswi farmasi. Tapi kok saka tulisane aku nangkep nek ndee ki ora ikhlas kuliah farmasi. Yo uwis nek ora seneng kuliah ning farmasi, isih akeh kok sing pingin mlebu fakultas iki.
Cukup ngomongke wonge. Setelah tak pikir-pikir, ning pabrik obat kuwi kan sing nggawe obat rak yo lulusan farmasi to mestine? Ajib...aku kan emang tau tergoda pingin kuliah teknik kimia. Tapi dikandani guru lesku nek teknik kimia kuwi malah akeh fisikane, ora kimiane. Saka internet yo aku ngerti nek SKS-SKS sing kudu dijupuk pas kuliah teknik kimia iku akeh-akehe tentang fisika. Wah, yo rak sido...aku ora iso fisika soale. Ora kuat ketoke nek kudu ketemu fisika terus. Terus aku mlebu ning situse farmasi UGM, we lha dhalah jebule ono minat FSI (farmasi sains dan industri). Cocok, berarti aku mlebu iku wae, ben tetep iso nyambut gawe ning pabrik ngono lho, kan keren. Tapi tetep dadi wong kesehatan, dadi iso nyumbang kawruh lan keringet kanggo nyelametke nyowo. Hihihi, pedene pol yo pas kuwi, wis koyo jelas ketompo wae.
Saiki alhamdulillah aku wis semester 3. Yo ora luar biasa sih prestasiku. Tapi aku terus usaha maksimal, soale yo kuwi, kuliah farmasi ki kudu tekun lan ikhlas. Aku seneng farmasi, dadi insyaallah ikhlas. Aku ora iso mbayangke yen aku kuliah ing fakultas sakliyane fakultas farmasi. Mungkin ora ikhlas olehku sinau. Nek ono jodho ilmu, jelas farmasi iku jodhoku. Ora iso ora bareng. Moga-moga dadi farmasis iku jodho kerjaku =p