27/07/10

choices

But I’ve made my decision and no point in regretting that. I seldom regretting my decision; I don’t want this become an exception.

But this is an exception.

Two sides of my choices have their plus and minus. I think I didn’t spend enough time to analyze them carefully. I let my logical thought take over. Just analyzing the loss I would get if I prefer going there. I forget to consider how regretful I would, if I don’t!

And now, I kind of regret my decision. But, too little too late...If I could blame on something, then I would blame my late emotional reminder. Why didn’t it come earlier so my eagerness to go would stay longer? I must have been there if it did.

I must have been there, and in spite of all that insignificant loss, I would feel very, very warm there.
Now, here, here I am, cold, and begin to count all the loss I’ve earned. Time and chances. And all that warmness, burning heat that I would always be demanding of.

All of the loss I will never regain.

(Aku lagi…lebai banget deh! Nemu tulisan Inggris di my Document...ya udah aku post aja. udah lama nggak posting bahasa Inggris).

18/07/10

Pharmacist Recommended : Verile Facial Wash

DISCLAIMER : Posting ini dibuat untuk kepentingan review saja, tidak dimaksudkan untuk menggantikan advis tenaga medis. Posting ini juga tidak dibuat untuk kepentingan promosi, produk yang diulas dalam postingan ini dibeli dengan kocek pribadi si blogger :p

Jerawat disebabakan karena sumbatan kelenjar minyak karena tertutup oleh minyak, sel-sel kulit mati, debu, dan lain-lain. Dengan adanya bakteri Propionibacterium acne, sumbatan ini terinfeksi, menimbulkan inflamasi dengan tanda kemerahan, bengkak, dan nyeri pada kulit.

Sebenarnya, tubuh kita sudah punya mekanisme khusus untuk menghadapi bakteri P.acne dan bakteri/mikroba pathogen (penyebab penyakit) lain yang ada di kulit. Kulit kita memiliki pH sekitar 5,5 (pH air murni = 7,00). Artinya, kulit kita bersifat asam, seperti es jeruk, hehehe…pH asam ini berfungsi untuk membunuh mikroba penyebab penyakit, karena umumnya mikroba-mikroba pengganngu tersebut cuma bisa hidup di pH netral (sekitar 7,00). Dengan kata lain, keasaman alami kulit membunuh mereka.

Pelindung asam pada kulit ini akan hilang setelah kita membersihkan kulit dengan sabun. Kenapa? Karena sabun memiliki pH>7,00; dengan kata lain sabun memiliki sifat basa. Sifat ini disebabkan karena kandungan surfaktan pada sabun itu. Coba cek komposisi sebuah sabun/shampoo, pasti ada deh kandungan bahan-bahan ini:

- Sodium (natrium)/Potassium (kalium)/Amonium Lauryl Sulfat

- Sodium (natrium)/Potassium (kalium)/Amonium Laureth sulfat

- Stearic/caprilic/capric acid (asam stearat/kaprilat/kaprat) + Kalium/Natrium Hydroxide (KOH atau NaOH)

- Dll, tanya om google aja

Surfaktan itu berfungsi biar minyak di kulit kita (yang dikeluarkan oleh kelenjar minyak di kulit) tercuci dan kulit jadi bersih. Menurut nature-nya, air tidak bisa melarutkan minyak. Karena itu, agar minyak di kulit bisa lepas, saat mandi kita pakai sabun dan shampoo. Surfaktan itu akan mengelilingi molekul minyak. Minyak yang dikelilingi surfaktan ini bisa terbawa oleh air yang kita pakai untuk membilas tubuh. Ya,kira-kira sederhananya seperti itu. Karena itu, sesudah kita mandi, kulit akan terasa kesat dan tampak tidak berminyak lagi. Kan lemaknya sudah digandeng sama si surfaktan biar bisa terbawa oleh air.

Kulit sudah bersih, tapi sifat basa dari surfaktan itu akan menghilangkan pelindung asam dari kulit. Percayailah prinsip kimia sederhana ini : Kalau asam ketemu basa, keasamannya pasti akan berkurang, bahkan bisa berubah menjadi netral atau basa. Yup, setelah kita membersihkan tubuh pakai surfaktan ini, untuk beberapa saat, kulit kita kehilangan suasana asamnya. Padahal seperti sudah dijelaskan, suasana asam ini penting untuk membunuh mikroba jahat di kulit. Akibatnya, kulit lebih rentan juga terkena infeksi dari bakteri P.acne dan jerawat pun muncul. Dulu temenku nyoba sabun wajah merek tertentu, dan setelah pakai sabun itu jerawatnya malah muncul gila-gilaan. Beneran deh, aku liat wajahnya yang semula mulus bagai wajah bayi berubah jadi jerawatan. Sekarang aku tahu kenapa. Masalah pH alias keasaman kulit!

Nah, apa itu berarti kita nggak boleh pakai sabun muka lagi? Nanti bersihin muka pakai apa dong? Susu pembersih dan toner juga belum tentu pH-nya sama dengan pH kulit kita lho. Malah mereka meninggalkan sisa di kulit setelah pemakaian. Kalau sabun, kan, dibilas dengan air jadi tidak bersisa di wajah. Makanya aku berniat buat mencari pembersih muka yang isohidris (pH-nya sama) dengan pH kulit. Perburuan pun dimulai!

Sekitar setengah jam aku berputar-putar di sebuah tempat belanja, di rak kosmetik tempat berbagai produk facial wash dipajang. Aku amati satu-satu ingredients alias bahan-bahan penyusunnya. Hmm, rata-rata standar sih, semua mengandung surfaktan (seperti yang sudah aku sebutkan diatas), parfum, dan bahan-bahan tambahan. Bahan tambahan yang dipakai bervariasi, mulai dari scrub/butiran halus (untuk mengangkat sel kulit mati), berbagai macam ekstrak tumbuhan (yang diklaim mampu mencerahkan kulit, mencegah penuaan dini, dll), triklosan, asam salisilat (sebagai anti bakteri), bahkan ada yang pakai activated charcoal alias karbon aktif! FYI, activated charcoal sering dipakai sebagai obat diare (penyerap racun di saluran pencernaan). Maksudnya si produser mungkin biar facial wash tersebut mampu menyerap kotoran di wajah secara optimal. Okeii…kreativitas mereka patut kita apresiasi.

Nah, aku akhirnya menemukan sebuah produk yang memiliki pH 5,5. Merk-nya Verile. Selama ini memang setahuku Verile itu dipromosikan sebagai anti jerawat ya. Ketika kubaca keterangan di bungkusnya, facial wash ini mengandung:

- Tea tree oil

Setahuku tea tree oil memiliki aktivitas antiinflamasi dan bisa mengobati jerawat dan ketombe. Bahkan, aku pernah baca tips cara menghilangkan jerawat, dengan cara menempelkan minyak esensial ini langsung ke titik jerawat. Soalnya, minyak esensial ini mampu membunuh bakteri juga.

- Vitamin E

Seperti yang sudah dijelaskan di kemasannya, vitamin E berfungsi sebagai anti oksidan. Anti oksidan dapat menangkap dan menetralkan radikal bebas (blurrppp…ngomongin apa sih ini?). Intinya, anti oksidan dapat menetralisir pengaruh buruk lingkungan seperti polusi dan sinar UV dari sengatan matahari yang dapat mengakibatkan kulit jadi kusam dan menua (keriput, misalnya). Setahuku vitamin E juga dapat mencerahkan kulit. Hehe…dari pengamatanku kayaknya vitamin E itu bukan bahan yang lazim ditambahkan pada kosmetik anti jerawat, ya. Tapi nggak apa-apa lah, mungkin fungsinya sebagai pencerah kulit dan mencegah kekusaman kulit.

- Triclosan

Kalau ini mungkin sudah terkenal, ya. Triklosan berperan sebagai anti bakteri. Zat ini laziiim banget ditambahkan sebagai anti bakteri dalam kosmetik anti jerawat sampai aku bertanya-tanya apakah bakteri P.acnes sudah kebal terhadap zat ini. Lagipula, bukankah pH asam dari produk ini sebenarnya sudah cukup buat melawan bakteri penyebab jerawat itu? Hmm…moga-moga triklosan mampu membantu menekan jumlah bakteri penyebab jerawat.

Produk ini dikemas dalam kemasan tube ukuran 40 ml. Entah ada ukuran lain atau enggak, kalau di tempatku beli sih Cuma ada satu macam kemasan ini. Harganya sekitar sebelas ribu rupiah, nggak lebih dari dua belas ribu. Mungkin sedikit lebih mahal dari para kompetitornya, tapi setelah membaca komposisinya aku nggak ragu buat mencoba. Lagian kan memang sudah waktunya beli sabun muka…yang lama sudah habis J

Produk berupa cairan bening kayak air, tapi sedikit lebih kental. Baunya segar, nggak begitu menyengat. Digosok dengan air menghasilkan busa lembut dan rasanya nyaman saat dipakaikan ke kulit wajah (kalau di mukaku sih nggak berasa perih, panas, atau lengket). Mudah dibilas juga, nggak meninggalkan sisa yang lengket. Minyak wajah juga bisa terangkat dengan baik.

Oh iya satu lagi…kalau pingin mengobati jerawat jangan berharap banyak sama benda apapun, mati ataupun hidup. Berharaplah pada Tuhan. Hahaha…jangan terlalu berharap banyak sama benda ini. Emang sih sabun ini bagus, tapi dia tetep aja sabun, yang sifatnya :

- Dipakai dalam kadar yang rendah.

Kalau mau dipakai, sabun itu dibusakan dulu pakai air kan? Lalu berubah jadi busa yang volumenya gede, berpuluh kali lipat dari jumlah yang kita keluarkan dari wadahnya? Jadi dibusakan sama pengaruhnya seperti diencerkan. Artinya…mungkin kadar zat-zat aktif yang ada di dalamnya sudah nggak masuk kadar minimal buat ngefek (alias bisa jadi udah nggak berefek sama sekali). Di satu sisi hal ini bagus karena meminimalkan resiko iritasi, alergi, dan bahaya lain (seperti misalnya zat aktif masuk ke dalam tubuh menembus kulit). Tapi di sisi lain, ya itu…manfaat sabun jadi nggak lebih dari sekedar surfaktan alias pencuci minyak dan kotoran saja. Tapi facial wash ini punya keuntungan dengan pH-nya yang 5,5. pH segini ini mampu melawan kuman ‘jahat’. Jadi selain sebagai pencuci minyak dan kotoran di kulit wajah, juga mampu mempertahankan kemampuan alami kulit dalam melawan bakteri pencegah jerawat.

- Segera dibilas setelah dipakai

Setelah kita membusakan sabun, lalu kita usapkan di wajah, kan? Setelah itu apa busanya kita diamkan? Nggak, kan? Melainkan langsung kita bilas. Dan yang benar memang seperti itu. Kalau kita diamkan dulu malah kulit kita bisa menjadi terlalu kering, karena surfaktan membabat habis minyak pelindung kulit. Nah, kalau setelah beberapa detik dibilas, berapa persen sih bahan aktif yang mampu bekerja? Untunglah facial wash ini bahan aktifnya (kecuali vitamin E) semua bersifat anti bakteri, nggak aneh-aneh. Kalau kebanyakan zat aktif malah mubazir, lha wong habis dipakai langsung dibilas juga…

Selama seminggu aku pakai sabun ini sih nggak ada masalah. Justru jerawat di muka pada ngumpet, alias nggak muncul, hehe…tapi kebahagiaanku cuma berlangsung seminggu. Setelah itu tiga jerawat nggak tau malu menggempur wajah ini (halah). Tapi menurutku wajar sih jerawat-jerawat itu, penyebabnya (besar kemungkinan semoga karena) faktor hormonal. Setelah beberapa hari udah enggak meradang lagi tuh…tapi meninggalkan kenang-kenangan berupa tiga tonjolan di pipi kanan. Sial…udah capek-capek merawat muka, tapi malah…oh ya sudahlah. Paling nggak tonjolan itu nggak meradang, cuma benjol aja (mari kita tunggu ceritanya ± 40 hari lagi, kemungkinan besar sih akan terjadi peradangan lagi). Sempat terbersit pikiran buat menusuk tonjolan ajaib itu, tapi aku takut nanti timbul bekas bolong kayak cewek genit keseringan facial. Jerawat bertahan seminggu. Noda hitamnya bertahan beberapa bulan. Tapi…noda bolong akibat careless facial treatment bisa bertahan seumur hidup! Akhirnya aku pasrah aja. Benjolan itu nggak meradang, artinya nggak terinfeksi kuman? Wah, hebat juga nih sabun.

Berarti dari pengalamanku dapat disimpulkan kalau Verile facial wash emang mampu meminimalkan infeksi bakteri dan peradangan yang menyertai infeksi itu. Tapi, produk ini nggak mencegah komedo. Komedo itu kan terjadi karena pori-pori tersumbat minyak dan debu kan...kalau jerawat terjadi karena sumbatan itu terinfeksi. Jadi kalau sumbatan pori nggak dicegah (misalnya produksi minyak tetep banyak sehingga pori tersumbat), ya komedo tetep muncul lah. Tapi paling nggak komedo itu lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi jerawat. Saat tulisan ini diturunkan sebenarnya di mukaku ada benjolan kecil gitu…mirip jerawat sih, tapi nggak sebegitu sakit dan merah. Cuma benjol aja. Hmmm…memang untuk memiliki muka yang 100% mulus itu diperlukan keberuntungan ya. Hehehe.

Haduh…ternyata review-ku malah melebar kemana-mana ya. Moga-moga nggak membingungkan. Yang jelas aku merekomendasikan produk ini karena mampu meminimalkan aktivitas bakteri penyebab jerawat dan infeksi, gitu deh! Layak dicoba.

14/07/10

Mesut Oezil

Siapa yang menjagokan tim Jerman waktu piala dunia kemarin? Aku! (tunjuk tangan). Hehe...sebagai penonton pemula sebenarnya aku nggak punya alasan khusus saat menjagokan Jerman. Karena pemainnya ganteng-ganteng? Sepertinya bukan itu alesan utamanya. Terus alasanku apa ya? Karena suka aja. Habis golnya Jerman tuh lucu-lucu, dari jarak dekat gitu. Buat yang menjagokan tim-tim yang dikalahkan Jerman, kayaknya gol-gol Jerman itu sudah membuat mereka gemes dan sebel setengah mati. Hahaha.

Yaah, walaupun akhirnya Jerman harus kalah sama Spanyol, sesuai ramalan gurita Paul (yang kayaknya enak kalau digoreng itu), menurutku Jerman keren ah, mengalahkan Inggris dan Argentina dengan gol-gol yang enak dilihat. Tontonan yang bagus untuk mengisi liburan. Germany rocks!

Nah, para pendukung tim Jerman pasti udah kenal banget sama mas Mesut Oezil. Yup, midfielder Jerman ini dapet banyak pujian dari beberapa pakar sepakbola lho. Katanya sih mainnya bagus dan dia menciptakan banyak peluang bagi tim Jerman dimana akhirnya peluang-peluang itu jadi gol cantik di kaki Mueller, Podolski, Klose dkk (nggak hafal siapa aja). Yah gitu deh. Maaf aku nggak terlalu ngerti teknisnya gimana.

Pertama kali aku liat mas Mesut, perhatianku langsung tertuju pada matanya. Hehehe, gede banget! Beda kayak temen-temennya yang matanya, biasanya nggak terlalu gede tapi juga nggak terlalu kecil, dan terkesan "dalem" gitu. Matanya Oezil tuh mencolok banget. Unik deh! Tapi lucu, aku seneng aja ngeliatnya. Einzig (unik, red). Eh, tapi masak aku pernah liat komen di salah satu forum, masa ada yang bilang kalau mukanya Oezil kayak muka orang sakau. Huuh...enak aja. Tapi ya udah lah, terserah, kan kita bebas berpendapat, hohoho...

Nah, suatu hari aku dikasih tahu adikku kalau Mesut Oezil itu seorang muslim dan selalu baca Al Quran kalau mau bertanding. Aku sih nggak percaya, hehehe. Aku kira dia bercanda aja. Terus aku iseng-iseng tanya om google tentang Mesut Oezil.

Ternyata bener lho kalau Oezil itu seorang muslim yang taat. Dia baca Quran sebelum merumput (merumput? emang ruminansia?). Dia keturunan Turki, generasi ketiga orang-orang Turki yang tinggal di Jerman. Tapi ada juga yang bilang dia keturunan Kurdi juga...bingung ah. But does it matter to me? Nggak sama sekali...mau orang dari planet lain juga nggak masalah, haha. He's just...adorable. Baca Quran sebelum pertandingan...lha aku? Mau berangkat kuliah aja nggak sempet (soalnya telat bangun terus, huhuhu). Pokoknya i heart Mesut Oezil so much! Walaupun mungkin kata orang dia nggak seganteng temen-temen Jermannya yang lain, biarin aja.

He's a soccer player *
He's a moslem *
He reads Qoran before his every matches *
He's well known for his calm, polite attitudes *
He's a Germany's shining star *
He has an unique eyes *
He's one of ten Adidas' Golden Ball nominees *
He's Mesut Oezil *

Tapi...setelah itu aku baca berita yang mengejutkan (dan membuat kecewa, halah lebai). Ternyata dia udah tunangan! Krekkkk *terdengar suara benda yang hancur* Yaa..dia SUDAH bertunangan. Masalahnya yang bikin aku nggak terlalu setuju, tunangannya itu berumur 28 tahun dan sudah pernah cerai (Oezil masih berumur 21 tahun). Udah gitu aku lihat foto mereka berdua kok jadi gimana, gitu! Terlalu Hollywood-like! Aku nggak suka! Padahal Oezil kan muslim. Sungguh terlalu. Huhh, jadi sebel. Mending dia sama...(sama siapa hayo??? Ngarep banget...). Eh tapi siapa aku ya, kok nglarang-nglarang segala. Adeknya bukan, emak apalagi, haha.

Jadi, aku dukung-dukung aja deh siapapun wanita pilihan akhi Mesut ini, asal dia seneng, dan nggak keasyikan sama ceweknya sampe lupa baca Quran dan latihan sepak bola, hehehe. Apalagi tunangannya itu udah masuk Islam, mengikuti Oezil. Alhamdulillah kalo gitu. Saranku sih mereka cepet-cepet nikah aja (hehe, bakal didenger nggak ya? Not likely). Keren ya Oezil, berani tunangan di umur 21. Aku tetep ngefans deh sama Oezil.

I heart Mesut Oezil!

auf Wiedersehen, wassalamualaikum

Nonton Pertandingan Sepak Bola

Kadang aku mikir kalau otakku itu feminin banget deh. Gara-garanya aku pernah baca artikel di internet kalau otak cewek itu beda sama otak cowok. Ya, cari sendiri lah artikel semacam itu di internet atau dari sumber lain yang relevan, hehe. Setelah aku pikir-pikir, ternyata aku itu :

- Nggak bisa nunjukin mana arah utara, selatan, timur, barat kalau berada di tempat baru. Di tempat yang udah aku kenal lama aja kadang-kadang lupa barat itu sebelah mana (sampe pernah sholat salah kiblat segala…malu)
- Memilih pelajaran bahasa daripada fisika
- Mengalami kesulitan saat belajar nyetir (huhuhu masak sih besok harus nyewa sopir?)
- Beberapa kali salah nyebut sebelah kiri sebagai sebelah kanan

Ya gitu lah, kemampuan spasialku memang agak rendah, haha. Tapi sejauh ini sih aku masih nyantai aja.

Nah, sampai sekitar tiga minggu lalu, aku nggak suka nonton bola. Kalau ada piala dunia, waktu pertandingan diputer, aku nggak ngeliat permainannya. Cuma ngeliat hasil akhirnya aja. Atau (kelihatannya) ngeliat ke lapangan tapi sebenarnya pikiran ngelantur kemana-mana. Hehehe. Aku pernah baca juga, kalau cowok itu suka ngeliat pertandingan olahraga, soalnya mereka bisa memperkirakan pergerakan yang terjadi pakai kemampuan spasial mereka. Jadi mungkin aku nggak suka lihat pertandingan olahraga karena sebab yang sudah aku sebutkan di atas. Kadang aku salut juga sama mereka yang sampai nggak tidur dan menahan kantuk gara-gara mau nonton pertandingan. Kok ya niat banget gitu lho.

Hingga datanglah tanggal 24 Juli 2010. Aku baru saja pulang dari Jogja. Liburan panjang!!! Iseng-iseng, malamnya aku ikut nonton pertandingan piala dunia. Daripada bengong. Waktu itu pertandingan Italia vs Paraguay. Aku mikir, kalau bosen aku mau tidur aja.

Dan pertandingan pun dimulai. Sebelumnya ada acara menyanyikan lagu kebangsaan masing-masing negara. Wah, aku malah jadi melankolis dan mikir. Kapan ya lagu Indonesia Raya mengumandang ke seluruh dunia pas piala dunia. Pasti aku ngerasa bangga banget deh. Nah pas lagu kebangsaan itu diputer, wajah para pemain di-shoot satu persatu. Close up. Hahaha, another chance to ogle, searching for some eye candy. Lho??? Wah perlu meluruskan niat nih. Tapi niatan awalku apa ya? Lha wong aku nonton gara-gara iseng.

Game on! Bola mulai bergulir. Aku mencoba memperhatikan dengan seksama. Yeah, liburan kali ini aku bertekad akan berkata “iya” kalau diminta melakukan hal-hal yang belum pernah kucoba sebelumnya (terinspirasi dari film Yes Man). Asal masih dalam batas aman aja. Siapa tahu aku menemukan hobi dan kemampuan baru. So…I give myself a chance to love watching sports. Dan ternyata nonton pertandingan sepak bola secara seksama itu asyik juga, saudara-saudara! Lihat aja bolanya kemana, tiba-tiba udah kerasa asyik aja. Dan kalau bolanya udah deket gawang dan kamera menyorot close-up gitu…whoa! Gemes rasanya. Apalagi kalau gol, haha, beribu rasa (apaan sih, lebai ah). Kalau pas jagoan kita yang memasukkan gol, seneeng banget. Tapi kalau kebalikannya, hmhmhm, menyebalkan. Terus ekspresi dan gaya para pemainnya itu lho, lucu-lucu. Pemain yang mencetak gol akan bergaya lucu-lucu, terus dikerubungi temennya. Pelatihnya juga ikut bersuka cita. Sementara tim yang kebobolan mukanya jelek banget, Hahaha. Pokoknya ekspresi para pemain dan officials itu menarik deh buat diamati!

Saranku, biar seorang pemula yang nonton bola bisa betah, cobalah saran di bawah ini:
- Lihat awal-awal pertandingan, siapa tahu ada eye candy, bisa menambah rasa betah dalam menonton…tapi, kalau permainan sudah dimulai…
- Perhatikan kemana bola bergulir. Kalau udah main dan kamera menyorot dari atas, liat bolanya aja, nggak usah ogling nyari-nyari yang cakep, nggak bakal kelihatan kali…ntar malah jadi bosen.
- Perhatikan lebih teliti saat bola udah mendekati gawang.
- Tonton ekspresi sedih, kecewa, dan gemes dari para pemain dan official, menarik!
- Jangan menonton dalam keadaan laper, ngantuk, capek, sedih (bikin nggak bisa konsentrasi).

Terakhir, akhirnya aku bisa bilang "sekarang aku ngerti kenapa orang-orang suka nonton bola".