08/08/11

:0)

Aku percaya ada yang cukup berani untuk tetap berjalan terus ketika aku berkata "aku tidak ingin melewati jalan  ini, bisakah kita melewati jalan yang itu saja?"

Don't Judge a Book by Its Cover

You can be wearing short, loose t-shirt and still need a companion to go to a place 50 meters from your position. You can be wearing leather jacket and hurt for little thing someone said about your weakness.You can be wearing dress and think it's fine to walk alone. You can have a long, well groomed hair and laugh at what those stupids said about something wrong and mean about you. OR you can be in between.

-don't judge a book by its cover-


KKN...

Ternyata aku sudah cukup tua untuk melaksanakan KKN. Dulu waktu om dan bulik (tante-RED) alias adik-adiknya bapakku kuliah dan tinggal di rumahku, tidak lama setelah mereka melaksanakan KKN, mereka kemudian jadi sarjana. Artinya, berdasar ingatanku saat SD, KKN dilakukan oleh mahasiswa tingkat menengah-akhir yang akan lulus. Amin.

Di UGM ada 2 pilihan, KKN antar semester atau semester genap. Aku mengambil KKN antar semester (antara semester 6-7). Jadi dibandingkan tahun lalu, liburan semester genapku kali ini benar-benar beda. Tahun lalu, liburan dua bulan aku habiskan di rumah. Puas puas puas sekali! Tidak ada remidi, tidak ada tugas, tidak ada keharusan-keharusan yang mengganggu, pokoknya enak. Di blog ini juga ada kan, beberapa posting dengan tag "liburan semester genap 2010". Benar-benar liburan yang lengkap.

Nah, tahun ini aku menghabiskan 2 bulan di tempat KKN. Lokasi KKN-ku, sekitar setengah jam perjalanan naik motor dari kampus. Dulu aku sempat agak menyesal kenapa memilih tim ini. Bukan karena orang-orangnya, tapi karena lokasinya ternyata biasa banget. Agak dekat  dengan jalan raya. Enggak dekat pantai. Perbandingan rumah : sawah hampir sama. Enggak terlalu desa juga, dengan 8 menit naik motor sudah sampai ke minimarket. Motor dan HP sudah benar-benar bukan barang mewah disini. Rumah berlantai keramik adalah hal biasa. Lha wong sinyal operator internet yang kupakai juga tersedia kok. Bisa dibilang, sekilas terlihat bahwa lokasi KKN yang kupilih itu enggak ada tantangannya.

Tapi benarkah begitu?
Setelah mulai menjalankan program-program, baru ketahuan keadaan sesungguhnya. Ternyata dibalik rumah-rumah berdinding tembok dan beralas keramik itu masih banyak rumah gedek (berdinding anyaman bambu, RED). Rumahnya tidak tertata dengan baik, bukan hal yang aneh kalau dibalik beberapa rumah ada sebuah rumah yang nyempil, yang aku tahu pasti aku tidak akan tahu keberadaannya dan tidak akan bersalaman dengan penghuninya kalau aku tidak menjalankan program. Selain ada anak-anak gaul yang kemana-mana pegang HP, ternyata ada mbah-mbah yang (kuduga) menderita diabetes, tapi tidak pernah ke dokter dan lebih memilih ke tabib. Anak kecil buang air kecil di depan rumah (bayangkan air seninya kering, lalu apapun residunya bercampur dengan debu dan terbawa angin musim kemarau ke meja makan). Sumur yang isinya bukan air jernih, melainkan air abu-abu bercampur sampah. Tidak semua rumah seperti itu sih, tapi, ya...rasanya kurang pas saja dilihat kalau ada yang seperti itu.

Terus di pondokan...sebenarnya aku agak kurang sreg, masak sih cewek harus tidur seatap dengan lawan jenis, dan belum terlalu kenal pula. Tapi karena tidak ada pilihan lain, apa boleh buat. Jadilah sehabis mandi, dari kamar mandi harus berjilbab lengkap. Demikian pula ketika bangun tidur, harus berganti baju dulu, dengan meminta teman-teman cewek sekamar untuk tutup mata atau menghadap ke arah lain, haha....ribet juga sih sebenarnya, tapi setelah seminggu disana akhirnya terbiasa juga. Terus menyenangkan juga ternyata, ada banyak teman di pondokan, beda dengan kos-kosanku yang sepi. Makan bareng, main UNO dan remi, nonton film bareng, jajan jagung bakar dan gantian mengayuh becak gede di alkid (alun-alun kidul (RED), nyuci piring bareng, beberes pondokan, jalan-jalan selepas subuh, dan lain-lain. 

Lucu juga ya membayangkan, awalnya kami ini asing satu sama lain, tapi beberapa hari aja udah cukup untuk mengakrabkan. Gimana enggak, lha wong tinggal serumah. Enggak ada yang bisa ditutup-tutupi. Siapa yang begini dan siapa yang begitu ketahuan semua. Tiba-tiba aku jadi bersyukur bahwa aku adalah mahasiswa farmasi, jadi tergabung dalam klaster Fakes (farmasi dan kesehatan), haha....Begini, jelas aku bukan yang paling expert soal farmakoterapi (apakah alasan "kan aku farmasi minat sains dan industri" bisa diterima? sepertinya tidak, karena orang umum tahunya kalau kuliah di farmasi itu ya tahu semua tentang obat-obatan). Tapi ternyata dibandingkan orang lain yang enggak kuliah di farmasi, mahasiswa farmasi, bahkan yang minat sains dan industri seperti aku pun, punya pengetahuan yang sedikit lebih banyak tentang kesehatan umumnya dan obat-obatan khususnya. Hehe, mungkin enggak penting, tapi seneng aja kalau ada temen yang tanya-tanya soal kesehatan gitu. 

Oh iya, ternyata dibanding orang-orang pada umumnya, aku itu sedikit terobsesi dengan kesehatan ya? Minum susu dan makan buah tiap hari, tidur 8 jam, mandi dua kali sehari dan cuci rambut tiap hari, potong kuku tiap hari minggu, gosok gigi habis sarapan dan sebelum tidur. Aku dijulukin "miss buah" :P Tak apalah.

Itu baru yang seru-seru, yang enggak seru juga ada sih sebenernya, tapi enggak usah diceritain lah. Entar puasanya enggak berkah, hehe. Seneng sih KKN kalau pas kumpul-kumpul gitu, tapi di time schedule di pondokan, tanggal 25 agustus 2011 sudah ditandai....soalnya kami semua pingin cepat-cepat pulang dan puasa di rumah :p


No Way, You're not Gonna Shake Me

Tampaknya adalah hal yang benar bahwa:
saat dimana kita sudah berjanji pada diri sendiri bahwa kita tidak akan menggantungkan harapan akan kebahagiaan kita pada orang lain, merupakan saat dimana kita telah bergeser menjadi orang yang lebih mandiri, lebih bahagia dan lebih ikhlas.


Maha besar Allah yang selalu mengurus makhluk-makhluknya :))