07/01/11

The Eyes and a Liner (The Eyeliner Story)

Jadi cewek itu enak. Jadi cewek tetep bisa sekolah tinggi, tetep bisa kerja, tetep bisa main petak umpet, tetep bisa manjat pohon (loh??).

Jadi cewek bebas beli baju model apapun, warna apapun. Pink kembang-kembang, oke. Hitam kotak-kotak, oke. Putih polos, oke. Perkara pantas atau tidaknya dipakai ke suatu kesempatan, itu tergantung norma yang dianut oleh masing-masing individu. Tapi satu hal, kita bebas.

Dan jadi cewek berarti bebas dandan!

Kalau ditanya “kemarin nganggur satu jam ngapain?”, nggak akan ada yang mencemooh kan kalau aku menjawab “latihan dandan”. Hihihi. Jadi kemarin sebelum mulai mempersiapkan diri untuk ujian hari ini aku memutuskan untuk refreshing sejenak. Caranya? Latihan dandan. Hasilnya? Nggak mengecewakan. Bahkan menurutku sangat memuaskan. One hour well spent. Kenapa? Aku berhasil pakai eyeliner cair!! Hahaha



no photoshop, no sotoshop, no GIMP, no rekayasa lah pokoknya, haha.

no photoshop, no GIMP, apalagi sotoshop. Original tanpa digital editing :)


Hore…akhirnya!! Akhirnya aku bisa tenang karena tahu aku bisa dandan sendiri pas mau wawancara kerja besok (lho? gak nyambung deh). Padahal katanya susah lho pakai eyeliner cair. Dan memang susah. Aku pernah mencoba sebelumnya dan gagal. Tapi entah kenapa sore itu tanganku jadi steady banget. Sekali oles langsung bagus! Simetris pula untuk kedua mata. Aku sampai heran sendiri, jangan-jangan aku lagi kelebihan estrogen. Tiba-tiba skill kewanitaan muncul. Biasanya kan, penampilan cewek banget tapi pemikiran dan perbuatan sering tidak sejalan.

Aku pakai eyeliner merek favoritku, Sariayu. Produk seri Cantika Jawa Timur, yang Duo Eye Make Up itu…maskara dan eyeliner dalam satu kemasan. Awalnya aku sempet nyesel lho beli produk ini. Soalnya yang kepakai cuma maskaranya doang. Aku juga bukan tipe make up person yang tidak pernah meninggalkan rumah tanpa riasan. Tapi maskaranya udah agak kering (tanda-tanda minta diganti) karena emang sudah beberapa kali kupakai ke acara-acara khusus. Jadi aku sempet mencak-mencak, ngeluarin uang buat beberapa kali aja pakai maskara. Tapi karena sekarang udah bisa pakai eyeliner, aku nggak jadi nyesel, hehe.

Recommended deh produk ini, karena dengan harga yang relative tidak terlalu mahal (dibanding merek lain), kita mendapat maskara dan eyeliner sekaligus dalam kemasan yang praktis. Jadi nggak perlu beli dan bawa-bawa 2 tube terpisah. Buatan PT Martina Berto lagi, yang katanya sih merupakan World Class Manufacturer. Jangan tanya tentang kelebihannya dibanding produk lain ya, karena ini merupakan eyeliner pertamaku, haha. Tapi menurutku warna hitamnya cukup tegas, and it defined my eyes gorgeously, bagus lah. Gampang dihapus juga pakai baby oil. Tapi maskaranya menurutku masih sering menggumpal, huhu. Tapi kalau mengaplikasikannya bener dan hati-hati lumayan bagus kok. Bener kan, kosmetika asli Indonesia itu keren-keren. So, still bother to spend more on the imported one? Mari cintai produk dalam negeri!

Langkah-langkah memakai eyeliner bagi pemula:
  • Pastikan sekeliling mata kita bersih. Kalau berminyak, akan mempersulit aplikasi eyeliner (jadi nggak bisa nempel). Demikian pula kalau ada sisa-sisa serbuk bedak atau make-up sebelumnya, dapat diperkirakan hasilnya akan nggendel alias bergumpal-gumpal.
  • Kalau pingin pakai maskara juga, pakailah maskara itu sebelum pakai eyeliner. Ntar kalau pake eyeliner duluan, polesan eyeliner-nya akan rusak oleh gerakan penjepit bulu mata.
  • Pastikan tangan kita bersih. Buat pemula sangat disarankan memakai sarung tangan selama pengaplikasian eyeliner. Daripada ntar tangan kita jadi coreng-moreng, hehehe.
  • Keluarkan aplikator eyeliner dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri (halah!). Jangan dipandangi lama-lama, ntar keburu kering. Pegang gagang aplikator dengan cara menjepitnya memakai ibu jari dan telunjuk (aku pakai tangan kanan karena tangan kananku lebih dominan).
  • Relaks, lihat ke kaca. Ibu jari dan telunjuk yang menjepit aplikator sejajar dengan arah garis yang akan digambar. Kalau tremor, tempelkan tangan di tulang pipi.
  • Mulailah menggaris! Mulai dari bagian atas mata. Dari sudut mata dalam poleskan segaris eyeliner…sedikit-sedikit, terus menuju bagian luar mata, sampai mencapai sudut mata luar (garis 1).
  • Berhenti dulu. Kalau terlalu tebal garisnya, bisa ditipiskan dengan cara mengelapnya pakai cotton bud yang dicelup baby oil.
  • Kalau pingin lebih dramatis ala mata Cleopatra, buat ekor mata. Kalau aku ngikutin ekor mata yang asli. Caranya adalah meringis (biar keliatan lekukannya) lalu oleskan segaris eyeliner pada rongga lekukan itu (garis 2).
  • Buat segitiga kecil dari garis 1 dan garis 2 yang terbentuk, lalu isi segitiga tersebut (diberi eyeliner maksudnya).
  • Jadi deh...tantangan berikutnya adalah mengaplikasikan eyeliner pada mata yang satunya. Hahaha, biar hasilnya reproducible, harus sering latihan.

Menurutku, disebabkan karena slight hand and eye anatomical differences alias adanya sedikit perbedaan anatomi mata dan tangan pada tiap manusia maka prosedur ini nggak bisa dipakai buat tiap orang. Jadi perlu latihan sendiri-sendiri sampai ketemu cara dan model pengaplikasian yang paling pas. Kalau sudah terbiasa pasti hasil pengaplikasian kita akan terstandar sendiri dan reproducible. Mungkin butuh beberapa kali kegagalan sampai kita berhasil.

Yang paling penting, jangan pakai eyeliner yang mutunya dipertanyakan ya, kita harus hati-hati memilih kosmetik. Apalagi eyeliner kan dipakai dekat membran mukosa (mata). Jangan pakai yang kadaluarsa atau yang sudah lebih dari enam bulan dibuka. Jangan pula mengoles di kelopak mata dalam, oleslah di luar bulu mata agar terhindar dari kemungkinan infeksi mata.

Ayo-ayo siapa yang mau kawinan, undang aku…biar ada kesempatan buatku dandan pakai eyeliner, hihihi.

Celebrate your feminity-A.W.S

01/01/11

Sakit

Kalau ditanya mana yang lebih menyakitkan, tersakiti oleh teman atau oleh kekasih, mulai sekarang aku akan menjawab dengan pasti.
Tersakiti oleh teman lebih menyakitkan.

Dan aku tahu sebabnya kenapa. Karena harapan pada teman melebihi kadar harapan bagi siapapun. Sebagian besar orang pada kehidupan kita.
Kita kira teman akan selalu ada. Kita kira teman akan selalu mengerti. Kita kira teman akan selalu menemani. Tanpa pamrih. Tanpa syarat.
Dan kalau ternyata TIDAK seperti itu?
Makin tinggi harapan kita pada seseorang, makin sakit juga rasanya kalau harapan itu tidak menjadi kenyataan.

Seharusnya tidak usah berharap pada makhluk hidup. Mereka tidak lebih sempurna dari kita.