30/11/13

Melepaskan Kebiasaan

Aku pernah membaca bahwa diperlukan 21 hari bagi seorang manusia untuk memulai suatu kebiasaan baru. Dulu aku menganggap itu fakta yang biasa saja. Namun dalam upayaku memahami pemikiran dan tindakanku sendiri, fakta itu menjadi penting. Fakta yang seolah menertawakanku. Jadi cuma 21 hari yang kita perlukan untuk merasa terbiasa pada sesuatu. Pantas.

Manusia adalah makhluk kebiasaan. Dulu fakta ini juga terdengar biasa-biasa saja bagiku. Namun sekarang aku tersenyum tak manis. Pantas. Terlepaskan dari suatu kebiasaan adalah hal yang tidak menyenangkan, bahkan bisa membingungkan. Pantas.

Bingung, bingung hendak menulis apa. Kadang aku berharap aku seberani Andrea Hirata. Atau Ahmad Fuadi. Namun tali kekang ini akan terus kugenggam.

02/11/13

Random Chat with A Stranger -- Part 2

Postingan ini tentang berbincang-bincang dengan orang asing yang kita temui. Di manapun. Aku pernah bilang, I like strangers. Aku suka sama orang asing. Karena kita tidak tahu apa yang mungkin mereka bawa ke hidup kita hari itu. Sampai-sampai aku pernah bikin postingan tentang percakapanku dengan seorang stranger di Omegle judulnya Random Chat with a Stranger. Ketika membaca percakapanku dengan orang asing itu, seorang temanku berkomentar "ini strangernya beneran pinter atau cuma delusional ya Li? jangan-jangan dia gila?". Haha, delusional pun tak mengapa, yang penting I had a good time and I got new knowledges.

Seorang teman pernah bercerita tentang pengalamannya bertemu dengan seorang asing di perjalanan menuju kampung halaman. Ternyata mereka (ia dan orang yang dulu asing baginya itu) nyambung abis. Serasa bertemu soul brother di dalam bus antar kota deh jadinya. Tentu saja, temanku itu bisa tahu bahwa ia nyambung dengan si stranger itu setelah ia bercakap-cakap. Aku tidak akan bisa menulis cerita ini, seandainya dulu ketika mereka bertemu temanku itu malah curiga; atau asyik dengan smartphone-nya, bukunya, atau pikirannya sendiri sehingga malah mengabaikan orang asing yang mengajaknya ngobrol dan hanya menjawab sekedarnya ketika ditanyai. 

Aku sendiri, cukup sering menempuh perjalanan. Maklum, aku kuliah dan bekerja di luar kota kelahiran. Dan aku enggak terlalu tahan sama perasaan kangen, hehe. Jadi naik bus atau kereta selama berjam-jam sudah biasa buatku. Sebenarnya, me being me, adalah orang yang jarang membuka percakapan kecuali kalau benar-benar ingin atau terpaksa. Tapi kalau diajak bicara, apalagi oleh orang asing, biasanya aku langsung fokus ke si pengajak bicara. Alasan pertamaku melakukan itu adalah alasan kesopanan. Kedua, memang aku suka bercakap dengan orang asing, walaupun sering malu untuk memulai duluan. Pernah temanku heran melihatku bisa ngobrol begitu akrabnya sama seorang ibu-ibu di kereta, sampai ngomongin jodoh segala. Aku malah heran kenapa mereka merasa heran. Really? It is not that hard. Bahkan untuk seorang sepertiku. Makin asing orangnya, kadang justru percakapan menjadi semakin mudah, karena kita bisa menanyakan banyak hal ke orang itu. Seru deh. Pernah pula aku diberi durian monthong di atas kereta. Karena duriannya masih terbungkus rapi di stereofoam dan plastik berlabel sebuah supermarket, akupun menerimanya. Kalau enggak, pasti aku sudah menolaknya karena takut dijadikan korban pembiusan. Haha. Aku juga pernah ngobrol dengan seseorang yang maaf, agak kurang sehat jiwanya di dalam bus. Hmm, aku jadi menyelami pikiran mereka, mereka yang kata orang lain gila. Kasihan juga sih. 

Menurutku percakapan dengan orang asing itu bisa sangat membuka wawasan, kalau kita memang mau dan bersedia membuka wawasan kita. Hidup terlalu singkat untuk menjadi orang yang membatasi dengan siapa kita mau bicara. Sikap berhati-hati memang diperlukan, but just take care of yourself. I heard and read enough stories on how to be careful in public place. Apalagi aku pernah kehilangan handphone-ku sampai nangis-nangis, jadi tahulah bagaimana harus menjaga diri dan milikku di tempat-tempat rawan. Pengalaman kehilangan HP ini juga bukan karena ngobrol dengan orang asing, tapi semata karena keteledoranku mengantongi HP di saku celana jeans. Bukan kebiasaanku untuk mengantongi HP seperti itu, tapi ndilalah...ya sudahlah alhamdulillah sekarang aku punya HP baru meskipun sempat bingung karena susah sekali mencari HP yang setara dengan HP-ku yang hilang itu. Intinya jangan lebai lah, kesimpulannya, ngobrol dengan orang asing gak akan membuat kita kecopetan selama kita hati-hati. Buktinya, pengalamanku itu. Walaupun gak ngobrol dengan orang asing, tetap saja aku kecopetan karena teledor. Sebaliknya, pada berbagai kesempatan lain aku sudah berbincang dengan puluhan orang asing dan tidak pernah kecopetan atau terlecehkan karena itu. Alhamdulillah karena Allah masih dan selalu Melindungiku. 

Kuakui tidak semua orang asing datang dengan sopan, yang bersuit-suit dan menyapa di pinggir jalan dengan kurang sopan juga ada. Tapi seseorang pernah menasihatiku, bahkan bila kita disapa dengan sapaan "Assalamualaikum" yang bernada menggoda pun, kita harus menjawabnya demi keselamatan kita sendiri. Katanya, kalau salamnya tidak dijawab, orang yang berniat macam-macam sama kita justru akan semakin terpicu hasratnya utnuk berbuat jahat. Tentu cara menjawab salamnya bukan dengan nada menggoda pula, tapi dengan suara tegas yang terdengar oleh si pemberi salam. Atau cukup dengan gerakan bibir, asal si pemberi salam tahu bahwa kita sudah menjawab salamnya. Kalau kita tidak menjawab, hal itu justru akan semakin memicu niatan jahat dari si penggoda. Aku pernah baca trik-trik menghindari tindak kriminal, ya bener sih, justru kalau kita merasa ada seseorang yang mengincar kita sebagai korban, kita malah harus mengajaknya bicara. Cara paling mudah adalah dengan bertanya "jam berapa sekarang?". Konon dengan mengajaknya bicara, kita tidak akan menarik lagi sebagai korban. Nah! Katanya memang itu trik psikologi untuk mematahkan niat jahat seseorang. Hmm mohon dikoreksi bila aku salah. 

Aku mengingat-ingat beberapa percakapan dengan orang asing yang hanya kutemui sekali itu...sekarang mereka ada di mana ya? Entahlah...but I wish them the best.

Tahukah kamu, bahwa ada bus cepat (via jalan tol) ke Cimahi dari daerah Jatinangor?
Tahukah kamu, bahwa menjaga tubuh dan penampilanmu mungkin bisa menambah kebahagiaanmu?
Tahukah kamu, bahwa tim marketing perusahaan X berpenampilan lebih glamor daripada sang pemilik perusahaan?
Tahukah kamu, bahwa para penyedia jasa karoseri mobil sekarang berlomba-lomba memperebutkan pasar karoseri mobil untuk menjadi mobil ambulans?
Tahukan kamu, rezeki selalu datang dari arah yang tidak diduga?
Tahukah kamu, bahwa ternyata para alumni dari fakultas Y universitas X merasa malu karena ada beberapa orang alumni yang tersangkut kasus korupsi?
Tahukah kamu, tugu Jogja diduga dipugar untuk menyimbolkan sesuatu?
Tahukah kamu, pabrik Kimia Farma di Bandung sejak dulu digunakan untuk memproduksi obat dari tanaman kina?
Tahukah kamu, jalan-jalan pintas di kota ini?
Tahukah kamu, rutin bercanda dengan pasanganmu kelak akan membuatmu begitu bahagia untuk jangka waktu yang lama?
Tahukah kamu, walaupun jarang ditunjukkan, sebenarnya seorang ayah sangat cinta dan bangga pada anaknya?
Tahukah kamu perbuatan-perbuatan ekstrim apa yang dilakukan oleh seorang orang tua, hanya agar anaknya selamat dan bahagia?
Tahukah kamu bahwa hidup ini tak seindah cerita di novel?
Tahukah kamu betapa susahnya mencari uang?
Tahukah kamu bahwa Malioboro itu masih dianggap sebagai tujuan wisata utama bagi orang yang jarang ke Jogja?
Tahukah kamu bahwa banyak sekali kelompok pengajian di pulau Jawa yang rutin mengunjungi kota Kudus setiap tahun untuk melakukan ziarah Sunan Muria dan Sunan Kudus?

Mungkin aku tak akan pernah tahu, atau tidak segera tahu akan hal itu, bila kalian tak menerangkannya untukku. Untuk semua orang asing yang telah mengajakku bicara di dunia ini, terima kasih :)

Aku percaya, kita bisa mendapat lebih banyak informasi lagi hanya dengan mau membuka telinga dan mulut untuk berkomunikasi dengan lebih banyak tipe manusia.Informasi di sini berarti fakta ya, bukan gosip atau opini gak jelas. Ya kan sudah kewajiban kita sebagai seseorang yang dikaruniai otak untuk selalu menyaring apa yang kita dengar dan memfilter apapun yang akan kita keluarkan dari mulut.

Have a good life, readers :)