06/08/13

Tipe Kepribadian menurut Helen Fischer

Aha, sudah cukup lama aku enggak menulis tentang sesuatu yang bertemakan pop-science. Lebih tepatnya, sudah cukup lama aku enggak menulis tentang apa-apa di blog ini, huhu. Oke, kali ini aku ingin menulis tentang tipe-tipe kepribadian lagi. Sebelumya aku sudah pernah menulis tentang tipe kepribadian juga, yaitu tentang Tipe Kepeminpinan (model DISC). Nah, kalau penggolongan kepribadian menurut model DISC dibuat untuk memudahkan kita melihat tipe kepemimpinan seseorang, kali ini aku ingin menulis tentang penggolongan tipe kepribadian Love Type menurut Helen Fischer. 

Helen Fischer berteori bahwa tipe kepribadian seseorang sangat menentukan dengan siapa ia akan jatuh cinta. Beliau juga berteori bahwa ada empat kelompok persarafan (neural system) utama yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Aktivitas saraf yang paling dominan pada seseorang akan menentukan kepribadian orang tersebut. Empat kelompok neural system itu adalah sistem dopamin, serotonin, testosteron dan estrogen/oksitoksin.

Tipe pertama, orang dengan sistem dopamin yang dominan. Orang-orang tersebut memiliki kecenderungan untuk selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka suka berpetualang, spontan, pemberani (suka mengambil resiko), berenergi tinggi tapi cepat bosan. Mereka kadang mengalami kesulitan untuk 'berpikir panjang' alias sangat impulsif sehingga sering terkesan sembrono dan boros. Oh iya, mereka juga Dianugerahi daya konsentrasi yang unik, yang mana mereka bisa begitu cepat mempelajari sesuatu dalam sekejap. Kemampuan yang juga dimotori oleh dopamin ini memang mendukung hobi mereka untuk mencoba sesuatu yang baru dan keberanian mereka untuk mengambil resiko. Kita bisa menemukan mereka di puncak gunung tertinggi, menyelam di laut lepas, main paralayang, atau sedang blusukan di daerah asing. Helen Fischer menyebut mereka sebagai "the Adventurer".

Berteman dengan mereka bisa menyenangkan, aku punya dua teman akrab yang menunjukkan ciri-ciri the Adventurer ini. Mereka selalu bersemangat dan jarang banget terlihat loyo kecuali kalau lagi sakit. Pokoknya kalau dekat-dekat dengan mereka tuh jadi ikut semangat juga, walaupun mereka tidak bisa mentoleransi kebosanan dan kadang-kadang memaksakan kehendak, wkwkwk. Sifat mereka yang random dan unpredictable juga kadang menjadi hiburan tersendiri bagiku (loh?? haha). Ya, alam berpikir mereka sangat berbeda dengan alam pikirku. Mereka hobi memutuskan sesuatu dengan sangat cepat (bahkan terkesan tanpa pertimbangan logis yang cukup di mataku), tapi kuakui, dalam keadaan-keadaan tertentu kita membutuhkan orang seperti mereka dalam kelompok :) Misalnya kita lagi travelling bareng, menurutku akan sangat menyenangkan kalau ada satu atau dua orang the Adventurer dalam kelompok kita.

Menurut Helen Fischer, the adventurer cenderung jatuh cinta dengan sesama adventurer juga. Kalau poin ini sih aku setuju banget, secara logika dan secara aktual memang poin ini benar. Temanku yang tergolong the adventurer bilang kalau dia ingin seseorang yang bisa diajak berpetualang bersama. Memang menurut Helen Fischer, the adventurer ini mencari "playing mate" alias teman bermain. Berdua bersama, mereka sama-sama menjelajahi dunia.

Berlawanan dengan the adventurer, tipe kedua yaitu orang dengan sistem serotonin yang dominan, lebih suka memastikan keamanan dan berusaha meminimalkan resiko. Helen Fischer menyebut mereka sebagai si pembangun, the builder. The builder ini sangat patuh dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. The builder selalu terlihat tenang, stabil, kalem dan terkendali. Mereka juga selalu mengkalkulasi setiap resiko dari apapun yang mereka kerjakan dan menerapkan manajemen resiko untuk meminimalkan resiko itu. Sayangnya sifat itu menjadikan mereka terkesan lambat berpikir. Mereka ingin terlihat wajar di mata orang lain, selalu menuruti peraturan dan rencana yang sudah dibuat. Pokoknya mereka itu enggak neko-neko meski kadang jadi terkesan kolot dan kaku. Tampilan mereka sehari-hari klasik dan konvensional. Oh iya, mereka juga suka membangun dan memelihara hubungan dengan orang lain. Menurutku the builder itu tipe-tipe orang yang mengangguk sopan dan minta izin ke aku sebelum mereka duduk di sebelahku ketika aku naik bus umum. Atau orang-orang yang mau repot-repot menghubungi teman-temannya untuk reuni. Mereka memang tidak keberatan untuk go out of their way untuk memelihara jaringan sosial mereka dan mereka selalu tampak sopan.

Hmm, aku kenal juga sih dengan orang-orang tipe the builder ini. Ya, mereka memang tidak keberatan untuk repot, untuk ribet, untuk rempong, asal hubungan sosial mereka terpelihara dengan baik. Pilar masyarakat, begitu Helen Fischer mendeskripsikan the builder. Menurutnya pula, the builder cenderung untuk jatuh cinta dengan sesama the builder juga. Soalnya, the builder itu mencari teman bermasyarakat, social mate. Berdua bersama, mereka bisa membangun social network yang lebih luas dan lebih stabil lagi.

Kesimpulan sementara? The adventurer dan the builder cenderung jatuh cinta pada orang-orang yang sejenis dengan mereka. Like dissolves like.

Tipe ketiga, orang yang banyak dipengaruhi oleh testosteron. Testosteron memang dikenal sebagai hormon laki-laki, tapi hormon ini ada juga pada wanita. Helen Fischer menyebut mereka sebagai the director (diterjemahkan sebagai "pengarah"). Menurutnya, otak para director banyak terpapar testosteron sehingga umumnya para director itu memiliki kemampuan spasial dan matematika yang oke. Namun mereka memiliki kemampan sosial dan berbahasa yang kurang baik. Mereka pandai memahami sistem-sistem yang didasari aturan teratur (rule-based systems), misalnya tata surya, sistem pencernaan manusia, musik, mesin, komputer, bursa efek dan lain sebagainya. Daya konsentrasi mereka sangat dalam, sekali terfokus pada suatu hal mereka akan sulit untuk mengalihkan konsentrasinya pada hal lain. Ditenggarai mereka memiliki hasrat seksual dan agresivitas yang lebih tinggi pula, mengingat seperti itulah efek testosteron pada tubuh manusia. Sebagian besar director memang laki-laki, tapi ada juga wanita yang peka terhadap pengaruh testosteron tersebut dan berkembang menjadi seorang director. Kata Helen Fischer, seorang director bisa saja berwujud sebagai seorang wanita yang terkesan lembut dan feminin di luar, namun sebenarnya ia adalah seseorang yang menuntut kesempurnaan dan sangat logis di dalam, karena otaknya sudah terlanjur terpapar testosteron. Ngomong-ngomong, jejak paparan testosteron dalam tubuh seseorang bisa dilihat dari jari jemari di tangan kanannya. Orang yang terpapar testosteron selama masih dalam kandungan, akan memiliki tangan kanan dengan jari manis yang lebih panjang daripada jari telunjuknya. Tapi tidak semua director memiliki ciri fisik itu, bisa saja otak mereka baru terpapar testosteron ketika mereka menginjak masa remaja.

The director merupakan orang yang apa adanya, tak suka berbasa-basi, praktis dan pragmatis. Mereka membanggakan diri sebagai orang yang logis. Mereka memiliki standar yang tinggi dan rela melakukan apapun untuk memperjuangkan standar itu, walaupun harus bersaing. The director memang tidak takut dengan persaingan, perdebatan atau perselisihan, karena mereka memang sangat percaya diri dengan kemampuannya.  Justru mereka menyukai perdebatan yang logis untuk mencapai suatu kesimpulan. Kata Helen Fischer, merekalah sang penggapai bintang, penggerak kemajuan berpikir dalam suatu peradaban manusia. Ciri lain dari seorang director adalah "an almost perfect separation of emotion and logical thought", mereka bisa mengambil keputusan tanpa terpengaruh oleh emosi alias bisa sangat objektif. Masih menurut Helen Fischer, mereka adalah individu-individu yang memiliki kemampuan sangat tinggi dalam menahan dan mengesampingkan rasa sakit, baik sakit fisik maupun sakit hati. Pengaruh testosteron juga menjadikan mereka seorang altruis yang suka menolong dan melindungi orang lain secara spontan. Walaupun begitu, mereka memiliki kemampuan sosial dan verbal yang lebih rendah dibandingkan tipe kepribadian lain. Mereka bisa tampak tega menjurus kejam, asyik dengan pikirannya sendiri, enggan berbasa-basi dan tidak terlalu peduli pada orang lain. Mereka kadang tampak mengintimidasi dan tidak ramah. Mereka juga tidak peka terhadap sinyal-sinyal emosi dari orang lain. Emosi membuat mereka kebingungan dan akhirnya, ketika emosi mereka benar-benar memuncak, mereka bisa saja kehilangan kontrol dan meledak dalam kemarahan. 

Menurut Helen Fischer, the director berpendapat bahwa berkencan adalah suatu tugas (bukan suatu kesenangan), dan setelah 'tugas' itu selesai mereka ingin segera beralih menyelesaikan urusan lain. Maklumlah, mereka tidak terlalu lihai melakukan multi-tasking. Karena mereka tidak terlalu memperhatikan emosi, mereka juga enteng saja meninggalkan hubungan yang tidak sesuai standar mereka. Walaupun begitu, sekali menemukan orang yang cocok, mereka akan mengarahkan fokusnya yang dalam dan luar biasa pada orang itu. The director mendambakan pasangan yang cerdas sebagai pendamping berpikir (thinking mate).

Tipe keempat adalah the negotiator. Mereka adalah orang yang banyak dipengaruhi oleh estrogen dan oksitoksin. Memang estrogen dikenal sebagai hormon wanita, namun pria juga memiliki hormon estrogen. Beberapa pria sejati menunjukkan cir-ciri dominan the negotiator ini karena mereka terkena paparan estrogen semasa dalam kandungan. Dalam sebagian besar hal, the negotiator sangat berlawanan dengan the director. Pengaruh estrogen menjadikan mereka memiliki kemampuan sosial dan verbal yang baik. Mereka lihai berkata-kata, ekspresif dan pandai membaca emosi orang lain. Mereka berusaha mencari arti dari setiap gestur, nada bicara dan ekspresi lawan bicara. Mereka pandai berbasa-basi dan suka menyenangkan orang lain, meskipun itu artinya mereka harus mengorbankan pendapat dan kepentingan mereka sendiri. Mereka tidak keberatan untuk berubah dan menyesuaikan diri demi orang lain. Hal tersebut berlawanan dengan sifat the director.

Gaya berpikir mereka konsentris dan menjaring, bukan linear seperti the director. Artinya, mereka bisa melihat berbagai kemungkinan, dari berbagai sudut pandang, untuk memecahkan suatu masalah. Mereka juga lihai melakukan multi tasking. Namun mereka agak lemah dalam hal-hal teknis seperti membaca peta atau memahami cara kerja mesin-mesin. Mereka juga sering terlihat ragu-ragu dan tak tegas, serta terlalu sensitif akan perasaannya sendiri maupun perasaan orang lain.

The negotiator berpendapat bahwa jatuh cinta adalah penyerahan diri sepenuhnya pada orang yang dijatuh cintai. Mereka imajinatif dan romantis meskipun kadang tak logis. Menurut Helen Fischer, the negotiator mencari teman jiwa alias soulmate.

You know what, menurut Helen Fischer, director cenderung jatuh cinta pada negotiator, begitu juga sebaliknya. Mungkin terdengar aneh ya? Sifat mereka sangat berlawanan...tapi kenyataannya mereka memang saling menarik dan tertarik kepada satu sama lain. Mungkin ini yang namanya opposite attracts, yin-yang, perbedaan yang melengkapi, atau apalah itu istilahnya. Rupanya, baik director maupun negotiator sama-sama mencari percakapan yang berbobot dan teoritis. Mereka tidak menyukai percakapan yang dangkal tanpa substansi. Bedanya, director meninjau suatu hal dari satu perspektif dan negotiator meninjau suatu hal dari berbagai perspektif. Menurut Helen Fischer juga, dengan perbedaan gaya berpikir ini, mereka justru bisa bersinergi untuk memecahkan masalah apapun, they make a great team gitu deh. Melalui percakapan, mereka saling menarik satu sama lain. Kalau menurut Helen Fischer, fenomena ketertarikan antara dua pribadi berlawanan ini disebabkan oleh insting biologis manusia untuk mencari pasangan yang dapat melengkapi gen-gennya. Sehingga ketika nanti mereka mempunyai anak, anak mereka nantinya bisa menjadi orang yang lebih kuat dan lebih baik dibanding mereka. Saling melengkapi begitu, kali ya?

Penasaran dengan tipe kepribadian ini? Coba ikut tesnya di sini. Aku sudah dua kali mencoba tes itu, kali pertama memakai bukunya Helen Fischer (judulnya Why Him, Why Her?) dan yang kedua memakai kuis online di link yang aku tampilkan di kalimat sebelum kalimat ini. Hasilnya sama kok, so aku menyimpulkan bahwa tes ini cukup robust dan precise ^.^ aku sama sekali tidak kaget ketika mengetahui hasil tesku. Bener banget sih menurutku, haha. Perlu diketahui, selain tipe kepribadian utama, menurut Helen Fischer tipe kepribadian kedua juga cukup mempengaruhi kepribadian seseorang. Jadi nanti hasil tes kita akan disajikan dalam format tipekepribadian1/tipekepribadian2, misalnya negosiator/petualang, atau pengarah/pembangun. Iya sih, menurutku tidak ada seorang pun yang murni seorang adveturer, builder, director atau negotiator. Kita adalah kombinasi yang khas dari keempat traits itu.

Akhirnya..aku ingin mengakhiri tulisan ini dengan "percaya enggak percaya, terserah anda", hoho. Iya sih Helen Fischer mengemukakan teori-teori yang kukemukakan di atas berdasarkan penelitiannya yang dilakukan bertahun-tahun dan melibatkan ribuan responden. Menurutku hasil penelitiannya masuk akal kok. Tapi sekali lagi, mau percaya atau tidak, semuanya terserah anda.

Semoga tulisanku ini bermanfaat. Have a good life, reader!