24/10/15

Bersama Setiap Kesulitan ada Kemudahan

Berada di tepian jurang di atas samudera, aku berpegangan erat pada akar belukar yang berjuntai di tebing sebelahku. Akar-akar itu tipis. Namun ternyata cukup kuat. Demi mencegah diri agar tidak jatuh dalam gulungan ombak, kucengkeram mereka kuat-kuat, sambil terus melangkah perlahan. One step at a time, one step at a time..aku terus melangkah.

Aku yakin, ada yang menungguku. Aku yakin, beberapa jiwa tergantung pada tekadku untuk terus melaju. Aku tidak akan jatuh. Aku tidak boleh jatuh. Entah sudah berapa banyak peluh, darah dan air mata tercurah, sudah tak kupedulikan lagi. Aku terus melangkah mempercayakan langkah pada belukar-belukar tipis. Sesekali peganganku terlepas, sesekali belukar-belukar itu putus akibat terlalu kencang kujadikan pegangan. Sebelum terhempas, buru-buru kuraih belukar lain.

Jika mau menengadah, sebenarnya dapat kulihat tali-tali lain yang lebih kuat daripada sekedar belukar. Namun ketika aku mencoba meraih sebuah tali kekar itu, tali itu justru naik ke atas, membuatku susah meraihnya. Kupertaruhkan keberuntunganku, aku melompat untuk meraihnya, namun apa daya tali itu justru merosot, hampir memukulku menuju ganasnya ombak di bawahku. Ternyata tidak berguna memohon bantuan pada tali itu, tidak jika aku hampir mengorbankan nyawaku.

Tali lain yang dulu tampak selalu ada, selalu bersama kakiku melangkah, kini makin sering menghilang. Kadang naik tak terjangkau, kadang menghilang tak terlihat. Kurasa sudah cukup rintihan untuk memanggil, sebaiknya terus saja melangkah tanpa merintih.

Karena merintih itu menguras energi.

Mungkin karena terlarut dalam pikiranku sendiri, tak kulihat jalanan yang mulai licin. Tanganku masih meraba-raba belukar dan kakiku masih melangkah perlahan, namun pikiranku kini telah berada pada mode auto pilot. Bagian pikiran yang digunakan untuk menjaga fokus sedang asyik berkeliaran merenung tentang berbagai skenario seandainya dan bagaimana jika.

Fungsi auto pilotku tidak dilatih untuk sangat berhati-hati. Dalam sepersekian detik, kakiku meluncur. Refleksku segera menyadari aku akan terjatuh dan ia segera melontarkan kedua kakiku, memutar badanku sekian rupa sehingga untuk sesatuan waktu yang singkat, aku melayang di udara. Aku dapat memilih untuk jatuh.

Namun tentu bukan pilihan mudah itu yang kuambil. Sudah kubilang, ada yang menungguku. Entah apa, namun kuyakin ada hal besar yang menungguku di balik tebing curam nan mematikan ini. Sudah kubilang pula, ada yang bergantung padaku. Dalam bisikan "aku tidak akan menyerah" itu, kulihat sebuah tempat aman. Tak seberapa luas, namun aman untuk menjatuhkan diri alih-alih menyerah pada ganasnya ombak. Tak buang waktu, kulontarkan tubuhku ke tempat itu. Ajaib, ketemuan akar sangat besar yang bisa menjadi pegangan, ya Allah, betapa cintanya Dirimu padaku.

Berucap syukur, kugenggam erat akar besar yang kuat itu. Kuputuskan untuk beristirahat sejenak. Kubuka perbekalan dan kuambil sekedar untuk menghilangkan dahaga, lapar dan lelahku. Aku bahkan tidak tahu apakah bekalku akan cukup sampai aku menemukan apa yang menjadi tujuanku. Bagaimana aku bisa tahu? Jika aku tidak tahu seberapa jauh aku berada dari tujuan itu. Namun aku yakin, Allah Mencintaiku.

Selepas beristirahat, kupeluk tubuhku sendiri. Benar makin kupahami bahwa terkadang, pada tiap ujian dan musibah, yang manusia punya hanya dua hal. Tuhan dan dirinya sendiri. Tidak ada harta, tak ada ilmu, tak ada sahabat bahkan kekasih, tak ada siapapun. Ia hanya berdua. Bersama Tuhannya yang syukurlah, sebenarnya Mencintainya.

Kukeluarkan salah satu surat cintaMu. Untuk kesekian kalinya coba kuresapi surat itu. Surat di mana Kau Menuliskan untukku, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Kau Menulisnya dua kali. Berulang. Seolah aku tak akan langsung teryakinkan dengan hanya satu janji. Berapa Dirimu sangat Mengenalku yang keras kepala, yang tak mudah percaya. Yang sering lalai dan lupa. Lupa akan janjiMu ini.

Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan.

Kurapalkan janjiMu itu berkali-kali. Kucoba untuk Mempercayainya kali ini. Perlahan mulai kuyakin, pasti Kau tidak akan Mengecewakanku. Tidak akan pernah. Aku percaya padaMu, bahwa kau Mencintaiku. Dan aku percaya bahwa Kau Sesuai dengan persangkaanku.

18/09/15

Resep Masakan: Amalia's Homemade Pancake

Sesuai dengan yang kutulis di entri Cooking is Fun! And Sweet :) pada kesempatan ini aku ingin "mengembalikan semua sebagian knowledge (tentang masak-memasak) yang kudapat dari internet itu dalam bentuk posting resep" ". Ya, di entri ini aku akan berbagi resep yang sudah terbukti berhasil dan sukses kupraktekkan di dapur. Sumber dari resep ini (dan insyaallah resep-resep lain yang kuposting nanti) adalah dari internet. Setelah menemukan resep di internet, biasanya aku akan mencobanya langsung tanpa modifikasi. Jika hasilnya tidak sesuai standarku (yang lumayan tinggi lho kalau tentang masakan buatanku sendiri), maka aku akan melakukan modifikasi dan mencobanya lagi, lagi dan lagi. Enggak kapok-kapok sampai berhasil, hehe.

Pancake ini cocok dijadikan menu sarapan ataupun snack sebagai teman minum teh. Beragam topping bisa dipakai sebagai pelengkap pancake ini. Mulai dari madu, susu kental manis, margarin+keju, beraneka macam selai, es krim, sampai buah-buahan segar seperti strawberry dan pisang. Bahkan aku pernah makan pancake ini pakai abon sapi, hahaa..dan rasanya enggak aneh-aneh banget sih, meskipun enggak lazim. Homemade Pancake ini mudah untuk dibuat, dan karenanya aku cukup sering membuatnya. Sampai-sampai aku telah mengembangkan variasi lain yaitu Pancake Oatmeal yang lebih sehat dan lebih empuk. Kali ini, aku berbagi resep yang basic dulu ya, Amalia's Homemade Pancake. 


AMALIA'S HOMEMADE PANCAKE
(untuk 4 buah pancake berdiameter 18 cm)

Bahan:
  • 10 sendok makan tepung terigu serbaguna 
  • 3 sendok makan susu bubuk full cream
  • 100 mL (kira-kira setengah gelas) air matang
  • 2 sendok makan margarin
  • 1 butir telur ayam negeri berukuran besar
  • Setengah sendok makan gula pasir
  • 1,5 sendok teh baking soda (a.k.a Natrium Bikarbonat)
  • 1 sendok teh vanili bubuk
  • Topping sesuai selera


Alat:
  • Wajan antilengket
  • Sutil kayu
  • Baskom
  • Pengaduk (bisa pakai sendok makan, pengaduk spiral maupun mixer elektrik)
  • Sendok makan, sendok teh, sendok sayur dan gelas (sebagai alat ukur)
  • Kompor dan bahan bakarnya :p


Cara Membuat:
  • Lelehkan margarin menggunakan api kecil, namun jaga agar jangan sampai mendidih karena pendidihan akan merusak aroma lezat margarin. Bila sebagian besar margarin sudah meleleh, matikan api. Sisa margarin akan meleleh di wajan. Biarkan sampai margarin agak mendingin.
  • Larutkan susu bubuk dan gula pasir dalam air. 
  • Campurkan larutan gula-susu dan margarin leleh, aduk sampai rata.
  • Masukkan telur dan vanili bubuk, aduk sampai rata.
  • Masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk rata.
  • Terakhir, masukkan baking soda, aduk sebentar saja asal rata.
  • Panaskan wajan anti lengket (kira-kira sepuluh detik) menggunakan api kecil (jangan menambahkan minyak ataupun margarin saat memasak pancake karena akan menyebabkan permukaan pancake tidak matang merata dan mulus). 
  • Tuangkan satu sendok sayur adonan, biarkan sampai gelembung-gelembung udara terbentuk dari adonan dan naik ke permukaan (enjoy watching the bubbles surface and pop. This is the most interesting part of making pancakes)
  • Ketika permukaan atas adonan mulai tampak mengering, balikkan pancake dengan sutil kayu.
  • Lanjutkan proses memasak selama 30 detik.
  • Pancake siap disajikan dengan topping sesuai selera.

Foto-foto:
Gunakan api kecil saja :)

Gelembung-gelembung udara mulai naik ke permukaan, artinya anda berada di jalur yang benar :D

Menurutku seperti inilah pancake yang "benar", warna cokelatnya relatif merata, tidak belang-belang
.
Diolesi selai cokelat-kacang, hmmm :)

Kitchen Science:
Baking Soda, alias natrium carbonat (NaHCO3), atau soda kue adalah suatu bahan kimia yang umum dipakai dalam pembuatan kue dan berfungsi untuk mengembangkan adonan. Saat larutan berair yang (misalnya adonan pancake) yang mengandung baking soda dipanaskan, akan terjadi reaksi penguraian baking soda menjadi karbon dioksida yang berwujud gas. Gas inilah yang kita amati saat proses pematangan pancake (gambar kedua). Karena kelarutan gas dalam air itu rendah, dan gas dalam air bersifat tidak stabil, maka aku selalu menambahkan baking soda di tahap akhir, tepat sebelum adonan dipanaskan. Setelah baking soda ditambahkan, jangan mengaduk adonan terlalu kencang karena hal tersebut akan mendesak gas terlarut dalam larutan untuk keluar ke udara, sehingga mengurangi gelembung-gelembung yang timbul.
Bagaimana dengan keamanan bahan tambahan makanan ini? Jangan khawatir, baking soda aman kok :) dan insyaallah halal, lha wong cuma garam karbonat gitu, Biasanya disintesis dari garam dapur, ammonia dan kalsium karbonat (gamping). Jadi, baking soda tidak berasal dari makhluk hidup ya. Berikut ini ada beberapa link tentang baking soda, bisa diklik:

  • Selayang pandang baking soda dan proses pembuatannya, Wikipedia
  • Mekanisme kerja baking soda ketika digunakan dalam pembuatan kue, (written by a PhD who i suppose, is great in kitchen too)dari chemistry.about.com

Seperti biasa terkadang posting-ku melebar kemana-mana, hehe. Sekian dulu ya, selamat mencoba dan semoga berkenan :)

16/09/15

HiVi - Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi (Personal Review)

(1)
Ketika ku mendengar bahwa, kau sudah tak lagi dengannya
Dalam benakku timbul tanya
Masih adakah dia, di hatimu bertahta?
Atau ini saat bagiku untuk singgah di hatimu?
Namun, siapkah kau tuh jatuh cinta lagi? :)

Meski bibir ini tak berkata, bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita
Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara, bahwa aku inginkan kau ada, di hidupku

(2)
Kini ku tak lagi dengannya, sudah tak ada lagi rasa ;)
Antara aku dengan dia
Siapkah kau bertahta di hatiku, adinda?
Karena ini saat yang tepat untuk singgah di hatiku
Namun, siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?

Meski bibir ini tak berkata, bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita
Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara, bahwa aku inginkan kau ada, di hidupku :)

(1)
Pikirlah saja dulu, hingga tiada ragu
Agar mulus jalanku, melangkah menuju ke hatimu

(1) (2)
Pikirlah saja dulu, hingga tiada ragu
Agar mulus jalanku, melangkah menuju ke hatimu
Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?

(1) (2)
Meski bibir ini tak berkata, bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita
Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara, bahwa aku inginkan kau ada, di hidupku

(1) (2)
Meski bibir ini tak berkata, bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita
Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara, bahwa aku inginkan kau ada, di hidupku

(1) (2)
Meski bibir ini tak berkata, bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita
Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara, bahwa aku inginkan kau ada, di hidupku

(1) (2)
Bila kau jatuh cinta, katakanlah, jangan buat sia-sia
Bila kau jatuh cinta, katakanlah, jangan buat sia-sia
Bila kau jatuh cinta, katakanlah, jangan buat sia-sia :)

(1) (2)
Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?
:D


*****
Kali pertama mendengar lagu ini, aku sudah menduga kalau lagu ini pasti lagunya HiVi. I think they nailed it again, menurutku lagu ini keren banget. Liriknya, musiknya, dan tentu saja vokalnya. Rasanya aku bisa melihat dan merasakan si penyanyinya tersenyum kala selesai menyanyikan satu larik lagu. Persis seperti yang kurasakan saat mendengarkan lagu mereka yang berjudul "Mata ke Hati". Bener deh, suara mereka tuh, terkesan riang banget gitu. Seperti sedang menyanyi sambil tersenyum. Menimbulkan rasa ceria di hati dan bikin pingin senyum, hehe. Menurutku, karakter vokal dari kedua vokalis utama HiVi sangat cocok dengan mood lagu mereka yang sebagian besar bersifat riang gembira ala orang ketemu jodoh gitu, hahaha. Oh iya, video klipnya juga bagus lho. They play with silhouettes. 



Enggak bosan-bosannya aku mendengar dan menyanyikan lagu ini. Sehabis mandi, sebelum berangkat ke kantor, saat bersiap-siap hendak pergi, saat memasak, saat mencuci, aku selalu memutar dan menyanyikan lagu ini, Dua kali karaokean, dengan orang-orang berbeda, inilah lagu pertama yang terlintas di otakku saat menyusun playlist. Saat berjalan kaki ke kantor, saat mandi, i sing this song without thinking. Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi (dengan lagu HiVi)? Jawabannya, mengutip dari video klipnya, adalah #SIAP, hihi.

24/05/15

Matahari Terbit Lebih Awal

Bagiku, pada hari itu, matahari terbit lebih awal. Belum genap pukul dua dini hari, namun duniaku telah gegap gempita oleh sebuah cahaya yang aku tahu persis berasal dari mana.

***

Bagiku, pada hari itu, bintang tampak lebih awal. Belum genap pukul sebelas di pagi hari, namun sore yang menenangkan telah naik di duniaku. Berkilauan akan pendar bintang yang aku tahu persis berasal dari mana.

***

Matahari.
Dan bintang.

27/03/15

Pixy Perfect Eyeliner

Sudah cukup lama aku tidak menulis review kosmetik. Apakah itu artinya aku semakin jarang menggunakan kosmetik? Hahaha...jujur, yang ada sih kebalikannya. Akhirnya, setelah 23 tahun hidup di dunia ini aku baru menyadari bahwa lipstik itu benda yang cukup ajaib. Sebelumnya aku hanya menggunakan lip balm saja. Pertama kali beli lipstik sendiri, aku agak terheran melihat hasilnya. Ya, sama seperti dulu ketika aku pertama kali menyadari keajaiban bedak two-way cake seperti yang pernah kutulis pada posting terdahulu

Make up tools really are an amazing tools. Tools to be used wisely. Aku tetap pada pendirianku bahwa make-up itu sebaiknya jangan dipakai setiap hari. Menurutku make up itu cukup dipakai saat hang out dan pada saat menghadiri acara-acara tertentu saja. Kalau dipakai setiap hari, nanti jadinya enggak spesial. Kalau ke kantor atau cuma pergi sebentar saja, aku cuma memakai bedak tabur warna putih (bedak bayi juga bisa) dan lip balm. Tapi kalau akan pergi hang out, aku sekarang sering berdandan terlebih dulu, Menurutku, seorang wanita yang sehari-hari enggak pernah dandan cukup membutuhkan empat tools saja untuk terlihat "sudah dandan". Keempat tools itu adalah bedak, pensil alis/eye shadow warna hitam pekat (untuk membentuk alis, menurutku warna hitam lebih cocok untuk orang Indonesia, jika dibandingkan dengan warna cokelat), eye liner dan lipstik. Pada kesempatan kali ini aku akan menuliskan tentang eye liner favoritku yaitu Perfect Eyeliner dari Pixy.

Pixy Perfect Eyeliner (diambil dari website resmi Pixy Indonesia, http://pixy.co.id/)

Aku sudah menggunakan eye liner ini sejak tahun 2012, walaupun dulu aku cuma pakai eye liner pas datang kondangan dan pemotretan buku tahunan. Dulu kemasannya masih berwarna pink muda polos, kalau tidak salah pada pertengahan tahun 2014 Pixy meluncurkan desain kemasan baru. Bagus sih, kebetulan cocok dengan seleraku yang senang dengan perpaduan warna hitam dan pink. Terkesan feminin dan agak centil, tapi kokoh karena ada unsur hitamnya. Kenapa dulu aku membeli produk ini? Tidak salah lagi, aku bertanya dulu pada tante Google tentang eye liner yang bagus. Setelah membaca banyak review positif tentang produk ini, baru aku membelinya. Dan aku puas dengan hasilnya :D

Hal pertama yang aku suka saat pertama kali menggunakan produk ini adalah bentuk aplikatornya. Aplikatornya berbentuk mirip tongkat, terlihat keras dan kaku dengan ujung yang meruncing. Walaupun demikian, ternyata ujungnya masih cukup luwes, bisa sedikit meliuk saat digunakan. Karena bentuk aplikator yang sedemikian rupa, menurutku Perfect Eyeliner ini relatif lebih mudah digunakan daripada eye liner lain yang aplikatornya serupa kuas. Menurutku aplikator kuas terlalu lentur sehingga lebih sulit digunakan, terutama saat kita perlu membuat garis yang tipis. Oh iya, aplikator Perfect Eyeliner ini cukup runcing kok, sehingga kita bisa menarik garis tipis dengan tingkat presisi yang bagus. Berbagai gaya memakai eye liner pun bisa kita dapatkan dengan eye liner ini.

Winged style..so wearable for daily look

Double trouble bold style (dipadu dengan eye shadow hitam)...sepertinya hanya cocok digunakan pada pesta indoor di gedung pada malam hari :p

Garis tipis yang presisi (eye liner hanya sebagai komplemen untuk lebih menegaskan bentuk mata, karena pada foto ini sudah dipakai eye shadow dengan warna-warni yang cukup mencolok)

Hal kedua, dan sebenarnya merupakan hal utama yang membuatku begitu setia me-repurchase produk ini adalah stabilitasnya. Eye liner ini sangat awet ketika kupakai, mampu bertahan dari pagi sampai malam, padahal kulit wajahku berminyak. Pernah aku mencoba eye liner merek lain (merk internasional) yang harganya jauh lebih mahal, namun eye liner mahal tersebut sudah luntur ketika kupakai dari sore sampai malam. Tentu saja hal tersebut sangat mengganggu penampilan, mending enggak usah pakai eye liner sekalian. Kalau diamati, eye liner ini membentuk lapisan tipis (film) yang melekat di kulit kelopak mata. Ketika dihapus menggunakan make up remover (aku memakai Maybelline Make Up Remover Eye & Lip), lapisan tipis Pixy Perfect Eyeliner ini terkelupas menjadi lempengan-lempengan hitam. Hal ini berbeda dengan eye liner lain yang jenisnya menyatu dengan kulit dan larut menjadi kehitaman jika dihapus dengan make up remover. Aku menghindari jenis eye liner semacam itu karena eye liner semacam itu pasti akan larut oleh minyak yang dihasilkan oleh kulit (smudge). Oh iya, Pixy Perfect Eyeliner  ini bersifat water proof juga ya :)

Satu hal kecil yang agak kurang kusuka dari produk ini adalah warna hitamnya yang sangat intens dan mengkilap (glossy). Haha, ini merupakan pendapat yang sangat subyektif berdasarkan seleraku karena produk ini sengaja diformulasikan agar menghasilkan "warna hitam glossy yang pekat" (dikutip dari website resmi Pixy Indonesia). Hal ini semata penilaian subyektifku karena aku suka dengan tampilan alami, istilahnya tampilan "my face but better" gitu...jadi kalau pembaca juga sealiran denganku, sebaiknya aplikasikan produk ini tipis saja untuk penggunaan sehari-hari agar penampilan kita tidak terkesan lebai alias berlebihan sehingga ujung-ujungnya wajah kita jadi terlihat menyeramkan. 

Terkait dengan hal tersebut di atas, seperti sudah membaca pikiranku, Pixy pun meluncurkan produk baru pada tahun 2014 lalu (ih aku kegeeran banget ya, hoho). Namanya Bold to Last Gel Eyeliner. Pertama kali aku tahu produk ini ketika berbelanja di counter Pixy. Petugas SPG menawarkan produk eye liner baru yang katanya, menghasilkan tampilan yang matte, tidak glossy seperti Perfect Eyeliner yang sudah biasa kupakai. Bentuknya gel dan aplikatornya berupa kuas, tapi kaku. Karena tertarik dengan iming-iming bahwa produk tersebut menghasilkan "hasil matte yang natural", aku pun membeli produk itu. Namun jujur, aku tidak terlalu suka dengan produk Bold to Last Gel Eyeliner. Mengapa? Produk tersebut lebih susah untuk dioleskan (aplikatornya tidak senyaman aplikator Perfect Eyeliner), lebih ribet (aplikatornya harus dibersihkan sehabis digunakan), dan warna hitamnya sama pekatnya dengan Perfect Eyeliner. Jadi, tujuan awalku membeli produk ini yaitu ingin mendapatkan hasil akhir yang tampak lebih natural, tidak tercapai. Justru aku agak kesulitan membentuk garis tipis menggunakan Bold to Last Gel Eyeliner. Memang tampilan paling natural didapat jika kita memakai eye liner pensil, namun eye liner pensil tidak seawet Pixy Perfect Eyeliner. Hiks-hiks, inilah akibatnya jika membeli peralatan make-up tanpa berkonsultasi pada tante Google terlebih dahulu. 

Karena eksperimen yang tidak sukses tersebut, jadilah aku tetap setia menggunakan Pixy Perfect Eyeliner dan tidak jadi beralih ke produk lainnya. I think I will forever use this eye liner :) Oh iya, harga produk ini cukup terjangkau lho. Seingatku harganya sekitar tiga puluh lima ribu rupiah saja :D tidak mahal kan? Menurutku harga yang mahal bukan jaminan kualitas suatu peralatan make up. Kalau membeli produk perawatan mahal masih oke lah, karena kebutuhan kulit dan tubuh kita berbeda-beda dan perawatan memang jalan agar tubuh kita tetap terjaga. Namun untuk membeli produk make up, aku lebih memilih untuk percaya pada rekomendasi tante Google daripada percaya pada harga yang selangit.

Dari skala 1 sampai 10, aku memberikan nilai 9 untuk produk ini :) This product is totally recommended.
 

02/03/15

Cooking is Fun! and Sweet :)

Sejak bekerja di sini, sejak tinggal di bangunan mess ini, aku jadi gemar berjalan-jalan dan memasak. Kegemaranku berjalan-jalan ke tempat baru dan menghafalkan peta sebenarnya sudah ada sejak dahulu, Bedanya kini aku sudah punya uang sendiri untuk membeli tiket perjalanan. Rasanya berjalan-jalan adalah cara ternikmat untuk menghabiskan sisa uangku yang mungkin tak seberapa, setelah dipotong tabungan rutin, ongkos makan dan ongkos-ongkos yang lain.

Jika sedang tidak berjalan-jalan di akhir pekan, aku gemar bereksperimen membuat masakan-masakan baru. Begitu juga ketika aku masuk kerja shift 2 (masuk jam 3 sore), sebisa mungkin aku berusaha untuk membawa bekal makanan sendiri. Rupanya di zaman "kekinian" seperti sekarang, kemampuan dan kegemaran memasak dianggap cukup langka untuk dimiliki oleh seorang wanita berumur 24 tahun. Cukup banyak orang yang terkejut saat mengetahui bahwa aku sering memasak makananku sendiri. Cukup banyak orang yang terheran kala mendapatiku membawa suatu bekal makanan yang mungkin tampak tidak biasa. Dan tentu saja orang-orang heran kala mengetahui bahwa ternyata aku hafal harga terkini komoditas-komoditas pangan seperti beras, kacang hijau, udang, daging ayam, daging sapi dan lain sebagainya :p 

Dahulu saat aku kuliah di Yogyakarta, aku sama sekali tidak pernah memasak di kost. Sebabnya, tidak ada kompor dan peralatan-peralatan memasak di sana. Lagipula, jauh lebih mudah untuk membeli makanan di warung-warung sekitar kost. Paling-paling aku hanya memasak ketika sedang pulang kampung, itupun hanya makanan sederhana seperti sayur bayam, spaggeti saus Bolognese, nasi goreng, ayam goreng, sup dan sayur asam. Namun di sekitar tempat tinggalku di sini, hanya ada sedikit pilihanku untuk "makan di luar", Warung-warungnya begitu-begitu saja, tidak ada warung makan yang benar-benar sesuai seleraku. Maka aku pun bertekad untuk memasak. Dengan kemampuan bahasa Sunda yang minimal saat itu (sekarang juga masih belum jago sih), aku mencoba berbelanja ke warung dan pasar tradisional. 

Sebagai pemasak pemula saat itu, masakanku pun itu-itu saja. Tumis sayuran pertamaku rasanya tidak enak. Ya iyalah, mana ada orang lain yang memasak tumis sayuran berbumbu bawang putih, kecap dan jahe? Seharusnya aku memakai lengkuas. Mendoan pertamaku juga terasa aneh di lidah. Menu andalanku cuma 2: ayam dan udang saus asam manis. Itulah masakanku yang paling pantas dibanggakan. Selain itu aku hanya bisa memasak sayur bayam, sayur asam, sayur sop dan aneka lauk yang digoreng. Sampai akhirnya aku menemukan metode ampuh untuk menyelamatkan rasa masakanku: bertanya pada ibuku! Alhasil, setiap hari aku bertanya pada Ibuku, bumbu apa saja yang diperlukan untuk menghasilkan suatu masakan dengan rasa yang wajar. Perlahan-lahan, aku akhirnya bisa membuat tumis kangkung, tumis kacang panjang dan aneka masakan yang umum disajikan di meja makan keluarga Indonesia (keluarga Jawa pada khususnya). Rasa mendoanku pun mulai membaik, bahkan kini tempe mendoan buatanku sudah mendapat reputasi di kalangan penghuni mess, haha. Khasanah pengetahuanku juga bertambah kala Ibu petugas kebersihan di mess mengajariku untuk membuat tahu bacem, sayur bobor, bakwan dan lotek. Hmmm...

Setelah beberapa saat aku memasak menu-menu "wajar" seperti itu, lama-lama aku merasa bosan juga. Maka aku pun mulai mencari-cari variasi menu untuk dimakan sehari-hari. Tempat pertamaku bertanya tentang resep-resep masakan aneh, tentu saja Chef Google. Cukup masukkan kata kunci seperti "resep spaghetti carbonara", "resep nasi goreng rempah", "resep ikan bakar teflon", dan lain sebagainya, dalam hitungan detik akan muncul resep yang kita inginkan. Berdasarkan pengalaman, resep online yang memiliki jaminan sukses tertinggi justru berasal dari blog-blog pribadi. Dengan masing-masing cerita personal tersendiri di tiap resep yang di-publish. Resep-resep itu pasti sudah berhasil di-trial dengan sukses oleh para penulisnya. Disertai dengan foto-foto (yang umumnya) sederhana, justru resep itu terkesan jujur dan meyakinkan di mataku. Semoga suatu saat aku bisa mengembalikan semua knowledge yang kudapat dari internet itu dalam bentuk posting resep.

Ya, memasak itu menyenangkan. Demikian juga menyusun menu untuk seminggu, berandai-andai mau makan apa seminggu ke depan. Berbelanja di pasar tradisional, meski kadang pasarnya becek dan bau. Makanan yang dulu kukira hanya bisa dimakan di "luar" seperti selat Solo, nasi goreng rempah, aneka macam pasta, penyetan, chicken cordon blue, steam boat, pizza, tahu aci, cireng, pancake, ikan bakar, martabak mini, nasi kuning, jamur crispy dan lain-lain, ternyata dapat dibuat sendiri di rumah. Memasak itu bagaikan me time buatku, saat memasak yang ada di pikiranku hanyalah berusaha untuk mengerjakan sesuatu sebaik mungkin dan tentu saja menebak-nebak, seperti apa rasanya nanti. Kalau hasilnya enak dan bagus, pasti senang sekali. Jika ternyata hasilnya tidak sesuai harapan, tentu saja agak kecewa. Namun tetap saja waktu-waktu memasak itu menenangkan dan mengasyikkan. Just me and myself, with the stove and kitchen utensils, listening to the music in my headset and the fizzle of water forced out of the raw groceries. Suara pisau memotong daun sawi, suara ulekan beradu dengan alasnya, suara bahan yang mendidih, suara sutil menggaruk penggorengan. Aroma bawang yang ditumis, aroma nasi yang baru matang, aroma ikan yang digoreng. Aroma tomat segar, aroma vanili yang terkena panas, aroma daun salam yang direbus. Begitu tenang dan perlahan, memungkinkan kita untuk menikmati setiap proses. It is like i am in my own, quieter word. And I like it.

Kegemaranku memasak ternyata bersambut kala ada teman messku yang mengajakku membeli oven dan mixer. Semenjak itu, kami rajin membuat kue, dengan harapan tinggi bahwa suatu saat nanti kami akan menjadi juragan bakery. Terakhir pulang kampung, aku membawa kue sukade buatanku sendiri. Terakhir kali temanku berulang tahun, aku membuatkannya cake ulang tahun buatanku sendiri. Mungkin teman-temanku dulu juga tidak akan menyangka, ternyata aku yang dulu jarang sekali memasak sekarang begitu antusias turun ke dapur. Aku yang dulu baru hafal aroma kencur setelah melakukan praktikum di laboratorium Analisa Kandungan Tanaman Obat itu, kini mempunyai koleksi bumbu-bumbu yang cukup lengkap, mulai dari jahe, kunyit, lengkuas, temu kunci, bawang merah, bawang bombay, jeruk nipis, daun jeruk, daun salam sampai kembang lawang (star anise), kayu manis, kapulaga, jintan, ketumbar dan tentu saja merica berbentuk butiran-butiran utuh. Belum lagi bahan-bahan membuat kue yang cukup lengkap.

Sekali lagi, masakanku tidak selalu sukses. Namun rasa excited sekaligus ketenangan yang kurasakan saat memasak begitu adiktif, sehingga aku tidak pernah kapok. Saking niatnya, aku membeli juga pancake dan muffin dari kafe dan bakery yang sudah cukup terkenal agar aku tahu, bagaimana sih rasa dan tekstur pancake dan muffin yang "benar" itu? Ternyata pancake harus cokelat merata bagian dasarnya, agar ketika dibalik tampak cokelat mulus nan cantik juga licin berkilap, bukan kuning berbintik-bintik hitam. Pancake juga harus mengembang, bukan bantat. Muffin harus cukup ringan dan berpori teksturnya, bukan padat seperti pound cake. Di dapur, aku dapat bertindak seperti formulator industri-industri farmasi me-too di Indonesia yang berusaha meniru persis produk inovator, haha. Membuat masakan me-too alias KW juga berguna untuk mengobati rasa kangen akan makanan-makanan kesukaanku yang susah kutemukan sekarang, misalnya capjay ndeso pakai kekian palsu (bukan cap cay Cina) ala warteg dekat kost-ku dulu; atau rujak kangkung yang di Jogja disebut sebagai "plecing kangkung", padahal ternyata keduanya merupakan dua jenis makanan yang berbeda. 

Satu lagi hal yang kusadari setelah aku belajar memasak adalah, ternyata benar bahwa setiap orang yang mau belajar memasak, pasti akhirnya akan bisa memasak. Practice makes perfect, walaupun aku belum perfect banget juga haha. 

Oh iya, kenapa umumnya orang menganggap bahwa orang-orang yang hobi belajar masak itu merupakan orang-orang yang sedang bersiap-siap berumah tangga ya? Bukan berarti mereka 100% salah sih, namun sepertinya dibutuhkan lebih dari sekedar kemampuan memasak untuk mengarungi kehidupan berumah tangga, bukan? Meskipun memang aku yang suka makan ini yakin bahwa ketersediaan dan kualitas makanan yang kita masukkan ke tubuh itu merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan ini :p A great food awakes your sense of taste and your soul as well. Makan enak aja sudah bisa bikin kita lebih happy, kan? Terus kan kasihan kalau anak-anak tidak mendapat asupan makanan yang halal, bergizi, bersih dan enak ("enak"-nya memang sengaja digaris bawah). Sedangkan menurutku memasak untuk suami adalah salah satu cara konkrit untuk menyatakan cinta. Thing I'll do after marriage. Soalnya, I want him to be the first man I am cooking for (selain adikku, ayahku dan mungkin beberapa orang lain yang beruntung kecipratan mencicipi masakanku walaupun tak pernah kubuatkan masakan secara khusus). Ternyata sebegitu pentingnya arti makanan buatku ya? Hehe...dasar aku suka makan.

Memasak untuk seseorang itu benar-benar merupakan tanda cinta
Bukankah menyenangkan, pulang saat petang dan ditawari makanan hangat yang baru saja dimasak?
Bukankah rasanya dicintai, ketika dibuatkan camilan kesukaan di sore hari?
Bukankah menentramkan, kala mengetahui makanan kita malam ini disiapkan secara teliti dan hati-hati oleh seseorang yang kita cintai?

Dan...sampai di akhir tulisan ini, tiba-tiba aku merasa lapar lagi.