08/06/13

It Helps to Know God Will Be There Tomorrow

Aku teringat percakapanku dgn seseorang beberapa tahun yang lalu...antara aku (A) dan seseorang (S).


A: Mbak, bener po kalau Allah cemburu saat kita lebih menyayangi makhluk-Nya daripada menyayangi Allah? 

S: Iya dek..kekasih manapun akan cemburu saat kekasihnya lebih sayang pada orang lain, kan? 

A: Tapi mbak, Allah kan sudah punya banyak hamba yg taat..ngapain Allah cemburu akan kedekatanku dengan makhluk-Nya kalau Allah punya banyak kekasih lain berupa hamba yg lebih taat? Maksudku, "siapa gue" gitu lho mbak, sampai-sampai Allah perlu cemburu padaku...

S: kapasitas Allah untuk Mencintai kekasihnya itu sangat berbeda dgn kapasitas manusia dik.. 

A: Maksudnya mbak?

S: Allah bisa Mencintai makhluknya satu persatu tanpa kecuali, dengan kadar cinta yang sedemikian besarnya dik. Mungkin manusia hanya bisa mencintai satu kekasih saja. Ia hanya akan cemburu jika satu kekasihnya itu bersama dengan orang lain. Ia tidak peduli jika ada orang lain yang berkasih-kasih dengan orang lain, asal mereka tidak melibatkan kekasihnya saja. Namun kapasitas cinta Allah sungguh besar. Ia Mencintai setiap hamba-Nya dengan kadar yang sedemikian tingginya. Sehingga meskipun Allah punya banyak kekasih, Ia akan tetap Cemburu jika salah satu diantara mereka lebih mencintai makhluk-Nya daripada Ia...

A: (mengalami Eureka moment


I ask myself why
I sleep like a baby through the night
Maybe it helps to know YOU'll be there tomorrow
Don't open my eyes
I'll wake from the spell I'm under
Makes me wonder how
Oh, tell me how
I could live without YOU now ;)
(disadur dari lagunya Lea Salonga dan Brad Kane berjudul We Could Be in Love)

5 komentar:

  1. emm coba cari tau maksud dari Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah, sama Rahman dan Rahim manusia, Lia.. mungkin ada perspektif baru yang terkoneksi soal kasih sayang semesta setelah kamu mengerti. :)

    BalasHapus
  2. Nihaaa..aku gagal paham nih t,t tolong jelasin dong Ni..if you don't mind :-)

    BalasHapus
  3. sedikit clue,
    Rahman menjelaskan sifat personal bahwa: ada atau tidak ada yang perlu dikasihi, Allah SWT sendiri tetap Maha Pengasih. Jadi bila ada makhluk (ciptaanNya), maka kasih sayang-Nya akan meliputi seluruh makhlukNya tanpa kecuali. Namun tatkala Ia menyebut diri-Nya Rahim, Maha Penyayang, ada sebab-sebab 'historis' untuk menerapkannya, yang mana konteksnya lebih sosial dibandingkan Rahman.
    Kembali ke pertanyaan Lia yang nomer dua di atas, "siapa gue dibandingkan makhluk lain yang lebih taat?". Nah, karena Allah SWT adalah Ar-Rahman, karena kita adalah makhlukNya, maka bukan siapa pun kita tapi Dia akan tetap mengasihi kita, karena memang Dia Maha Pengasih.
    Tapi mungkin karena alasan perbuatan kita di dunia ini yang membuat Allah SWT menyayangi kita, misalnya karena ibadah kita, tindakan moral kita baik, maka Dia akan menjadikan diriNya Ar-Rahim untuk kita, dan sifat penyayang-Nya kepada kita tersebut akan menembus ruang dan waktu, maksudnya meskipun sudah kiamat, kita akan tetap memiliki tabungan pahala dimana kita berada dalam Rahim-Nya (kandungan-Nya).
    That is what I can say.. (mungkin nggak menjawab pertanyaanmu nomer 1 Lia, hehehe)

    BalasHapus
  4. Kalau menurutku ya Lia, mengapa kita dianjurkan untuk nggak terlalu mencintai makhlukNya karena kita (sangat mungkin) bisa sakit hati dan sulit sembuh kalau ditinggal pergi. Prof. Quraish Shihab pernah ngendiko: Tidak ada dua Tuhan di atas langit, maka tidak ada dua cinta di satu hati. Maksudnya hanya ada 1 sumber cinta. Kalau versi Karen Armstrong, kita mencintai makhlukNya itu sangat dianjurkan sesuai moral, sebatas dengan cara memperlakukan makhlukNya sebagai tanda rahmatNya.

    BalasHapus
  5. "Kalau menurutku ya Lia, mengapa kita dianjurkan untuk nggak terlalu mencintai makhlukNya karena kita (sangat mungkin) bisa sakit hati dan sulit sembuh kalau ditinggal pergi" --> Iya, kalau ini setuju banget Niha...tapi kalau menurutku sih, ada sebab lain yang lebih penting dari itu. Kita harus menempatkan Tuhan di atas siapapun karena Tuhanlah yang menjadikan kita ada, kasih-Nya lah yang menjadikan kita menjadi sekarang ini, cinta-Nya lah yang menjadikan kita bisa mencintai dan dicintai oleh makhluknya...Ia sumber segala cinta gitu deh :D



    "karena kita adalah makhlukNya, maka bukan siapa pun kita tapi Dia akan tetap mengasihi kita, karena memang Dia Maha Pengasih. Tapi mungkin karena alasan perbuatan kita di dunia ini yang membuat Allah SWT menyayangi kita, misalnya karena ibadah kita, tindakan moral kita baik, maka Dia akan menjadikan diriNya Ar-Rahim untuk kita, dan sifat penyayang-Nya kepada kita tersebut akan menembus ruang dan waktu" --> *mangut-mangut* --> kalau ini, bisa kuterima akalku Nih, udah lebih mudeng sekarang, hoho...makasih banget sudah bersedia menjelaskan :D

    BalasHapus