27/10/11

Selamat Hari Blogger Nasional!

Teruntuk para blogger, apapun situsnya (blogspot, wordpress, tumblr, dll), saya ucapkan SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL!!

Mari menulis, mari menulis apapun yang kita sukai, asal tidak merugikan orang lain. Menulislah untuk diri sendiri, namun ingatlah, mungkin ada anak-anak di bawah umur yang membaca tulisan kita. Mungkin ada orang-orang yang sensi dengan topik yang kita tulis, just be careful and polite.

Dan satu lagi, stop mem-publish tulisan BAJAKAN alias copy-paste dari sumber lain tanpa mencantumkan sumbernya. Be original!! Semakin mudah untuk mengenali apakah post-post di blog itu merupakan hasil copy-paste atau bukan (bersyukurlah ada mbah Google dan tanda kutip dua " di keyboard).

Tulisanmu mungkin menginspirasi entah berapa orang,
Tulisanmu mungkin menghidupkan kembali harapan di hati entah berapa orang,
Tulisanmu mungkin memberi pengetahuan dan wawasan baru di hati entah berapa orang,
Tulisanmu mungkin membuat entah berapa orang membatin, "ternyata bukan aku saja yang merasakan ini"",
Tulisanmu mungkin membuat entah berapa orang berpikir "tidak pernah kusangka ada hal seperti itu di dunia ini",
Tulisan-tulisanmu sungguh berarti!
(Namun ingatlah, tulisanmu mungkin membuat entah berapa orang merasa tersakiti...)

Menurutku, blogwalking itu menyenangkan, mengetahui bagaimana orang-orang berpikir dan melihat dunia ini. Hehe, enggak munafik sih, ada juga tipe-tipe tulisan yang bikin boring, yaitu yang...
  • Terlalu teknis atau bersifat keilmuan. Orang lain yang enggak punya minat yang sama, akan bosan dan malas untuk membacanya. Yang bersifat praktis umumnya lebih menarik (misal, tulisan "Ayo Olahraga!" yang isinya informasi dan tips-tips dengan bahasa santai will be more likely to be read daripada "Hubungan Kuantitatif Frekuensi Olahraga dengan Kapasitas Paru-Paru" yang isinya penuh dengan istilah-istilah ilmiah dan bahasa yang njlimet). Tapi menurutku penting juga lho nulis tulisan yang "nerd" banget alias ilmiah sekali-kali di blog. Sering saat browsing aku menemukan postingan blog yang sepertinya isinya cukup dapat dipercaya. Emang gak bisa dijadikan referensi satu-satunya sih, tapi kan setidaknya bisa membimbing kita untuk berkenalan dengan tentang suatu topik, sebelum mencari referensi lain yang lebih valid, misal jurnal, atau textbook.
  • Terlalu bersifat curcol, curhatan panjang banget, yang dibicarain muter-muter pula dan enggak jelas kesimpulannya apa (wooops aku banget nih, haha, blog kok isinya curhatan semua, gak papa ya, gak usah dibaca juga gak apa-apa kok). Mungkin lebih baik kalau satu postingan itu isinya tentang satu topik curhatan aja kali ya...jangan diborong beberapa topik dicurhatin di satu tulisan. Yang ini relatif sih, tergantung penulisnya...ada blog yang isinya curhatan patah hati semua, tapi karena bloggernya piawai, jadinya bagus! Dan terlepas dari kegalauan yang dituliskannya, kita tetap merasakan keindahan dari tulisan-tulisannya.
  • Tulisan yang menceritakan rangkaian kegiatan seharian, dari bangun pagi sampai tidur lagi ngapain, hehe..maaf aku kurang menikmati tipe-tipe tulisan "a Day with You" seperti ini. Menurutku, lebih menarik untuk bercerita tentang satu kegiatan saja, atau lebih baik lagi, cuma menceritakan salah satu potongan kejadian yang benar-benar menarik saja. Lagi-lagi, ini bersifat sangat relatif yaa...orang lain mungkin beda.
  • Blog dengan desain yang terlalu rame, dan atau dengan background yang mencolok sehingga tulisannya enggak terbaca jelas, oh sayang sekali. Cuma masalah selera ini enggak bisa di-hitam putihkan ya, ada juga yang lebih suka dengan desain yang playful
Tapi tapi tapi...walaupun membosankan dan tidak kubaca sampai selesai, aku mengapresiasi para blogger yang sudah menulis dan mem-publish entri itu. Salut untuk mereka yang bisa meluangkan waktu, menemukan topik, memandangi komputer lama-lama hanya untuk nge-blog. Apalagi kalau dilengkapi dengan foto-foto jepretan sendiri. Bagus! Salut untuk kepercayaan diri mereka menekan opsi "Publish". Salut untuk originalitas mereka :)))

Teruslah menulis!

25/10/11

Tirai Kaca di Depanku... 0:

About 3 weeks ago i went to a fair, in which my eyes got tested for its refractometric normality. The machine said that i have a myopia, -1.25 in my right eye and -0.2 in my left. So? "It needs a further manual assessment" the operator said. I told my mother about the result, then my father give me some money to get my eye checked, and...to get a new glasses.

And now, i am wearing a glasses and i don't really like the fact that i have a myopia. Based on further examination, it's (-1.25) in my right eye and (~0) on my left eye. Yeah right, with my left eye i could read ALL of the letters in Snellen's chart from about 6 metres distance, so my left eye actually has a normal visus of 6/6. But with my right eye, i failed to read the letters in third row.

The ophthalmologist, a gorgeous and beautiful aged woman, said that my left eye is dominating my sight, therefore i might still be able to see clearly without many problems. But my eyes' tension is high, didn't really understand what does that mean...and i asked her to prescribe me a glasses. She asked if i was really sure about wearing glasses. I never supposed she asked for my agreement, i thought she would make me get a glasses or contacts and would be frightening me if i were disagree. But she asked me first and i barely felt any pressure to get a new glasses. Nice.

"So, are you sure you want a glasses?" She asked.
"Well, yeah, i am sure" Actually i tried to make sure of myself.
"Okay, it's not good for your eyes through, to force them accommodating all the time"
Yeah, i know doc, only the masochistics would choose not to wear any glasses or contacts even if they know that their eye has a myopia of -1.25.

She then proceed to put a weird-shaped frame on my face, closed my left eye and tried on some lenses on me.
"It's (1.25) dioptri, now please try to read those letters", she turned on a projector which used as a Snellen's chart. I could read it easily.
"Good, now try a (-1) dioptri". I still read those letters right.
"Hey, it still works. Now try (-0.75)". I tried to read the letters.
"I can read them all, but it's not as clear as before".
And for my right eye, first she put on (-0.5) dioptri. It felt comfortable. She changed it to (-0.25). The letters blurred a bit.
"So, (-1) and (-0.5), is it comfortable?"
"Yeah, i think so"
She wrote a prescription for me. But it wasn't a prescription which begins with an "R/" (which is abbreviation of "recipe" or "take (these ingredients)" for the pharmacist. It's a prescription for the technician to make my glasses. She is a cool person i think, she talked me about random things other than just discussing my eyes.

"Will it ever be better, doc?" I asked when she finished and i was about to leave.
"What is your age, mbak? Have you reached your sweet seventeen?"
I was thinking proudly "wow, this gorgeous lady has a young and honest eyes", hahaha.
"Seventeen? no, i mean, yes, i already passed my seventeen...it was like almost four years ago actually".
"Well, if you've reached the end of your growing phase, it's not likely that your myopia will get worse. So, eat a good amount of vegetables and fruits, and don't sleep too late at night".
Wow, is that (sleep too late) bad for my eyes too? All right. It's bad for my facial skin and it's bad for my eyes also. Actually it's bad for many things. Will i ever be able to sleep early every night? Hmmm.

Then I go to the optician. I spent a long 30 minutes trying to find a frame that suited my face. It's not as fun as going shopping like i mostly enjoy, huhu, i was just sad because i have to wear glasses. There would be 'something' in my face. BTW, actually i wanted to wear a wide-framed glasses, just like Detective Conan does.

He is looking great with his glasses, isn't he?
(source )


I imagined myself wearing a worn-out jeans, a baggy checkered shirt, a sneakers and that wide-framed eye glasses. Haha, not so me. That small boyish, old-school side of me thinks that wide-framed eyeglasses with a rectangular, bold, and dark-colored frame would be so cool! But to the best of my observation, that kind of frame is not available in the optician's. So i choose a full framed, tortoise red color. The frame is not really wide, though. 


So, the next day, my glasses are done and ready to be wore. God, it's so clear! I hadn't been known that the trees in the north of my room should be this clear in my sight. I always thought it was normal for the trees to be seen a little bit blurred, because it's far from my room. Now i know it's not. It's just my eyes. With this glasses, it's so clear and defined. I put the glasses on and off just to see the differences. This is how a vision should be! Glasses is a great invention of humankind :)


But the next day when i was wearing glasses in class, oh it's not comfortable! I haven't gotten used to my glasses...in about 10 minutes, the lenses (especially the left lenses) becomes blurry T.T It's because i adjust the height of my glasses and...woops! my eyelid, my oily eyelid, strikes the lenses and voila, my vision blurred because my facial oil flaws my lenses. Then when i was doing a laboratory activities, the frames consistently dropped a little bit in my tiny nose, hihi. So with my right arm i tried to adjust it (my fingers are wrapped in a latex gloves to prevent contacts with any chemicals, and you don't want that full-of-chemical-reagents-gloves to touch and damage your face). When i adjust it, the lenses became blurry again because it striked my eyelids, arrgghh!


Later i was bored and put off my glasses. My vision, which is a little bit used with the aid of the lenses, blurred a bit. But in my very humble opinion, it's still more comfortable, hehe. I like to put off my glasses when i was talking with someone else, too, because with this glasses, i feel like i don't look at he/she in their eyes (like old saying "Never believe someone who can't look into your eyes"). But I don't want to stress my eyes more, though, so i have to adapt myself to this glasses. I want to wear a clear contact lens actually, so there wouldn't be anything covering my face. But realizing that i normally don't have enough time to get ready in the morning, maybe contacts is not the best solution for me. And how if it irritate my eyes? Lasik surgery is not an option, it's soooo unimaginably expensive.


People's opinion?
"Look who's got a new glasses" (a crowd).
"Heh, now you are wearing a glasses?? Since when?? What dioptri??" (the most popular first comment).
"Wow, you look more persistent. You should be wearing it at the final yesterday" (my junior in college).
"Beautiful, kok" (my mom).
"Lucky your eyes don't have silindris too like i do..but why do you choose a full-framed one? It looks like Siti Nurbaya, LOL" (the girl next door a.k.a my room neighbor, which i replied "but I like it!).
"You look like one of those "G40eL" kids in that popular live music show, haha" (my friend, a girl).
"I think your glasses would suit a boy's face, i want a glasses like that!" (my friend, a guy).
"You must be studying too much" (a friend, lab partner).
"So you are wearing eyeglasses? Maybe i have to see an ophtalmologist too...." (my brother)
"How many pharmacy students who has a normal eyes?" (my college friend).
"May i try your eyeglasses?" (friend that has myopia too) 


So, welcome eyeglasses....i bought a new mascara and pencil eyeliner, to experiment with my eyes...hehe, it's so fun to try a make-up every now and then, just not everyday. I want to review the products later...actually i find some great and worth buying products, hope i find another chance to write more post tagged "Pharmacist Recommended". 
Have a good life, readers!





20/10/11

Craving for a Song: Puzzle of My Heart (Westlife)

Pernah nggak merasakan sebuah craving alias kepinginnn banget akan sesuatu? Misalnya gara-gara denger orang ngomongin es krim, jadi pingin banget makan es krim. Sampai bisa membayangkan sensasi padatan es krim pelan-pelan mencair di lidah, lalu kita akan mendecapnya sebentar dengan nikmat, manis dan gurih creamy, kemudian es krim yang sudah meleleh itu meluncur mulus ke kerongkongan, slurrp! Meninggalkan rasa sedikit lengket di belakang mulut, yang bisa dihilangkan dengan mudah kalau kita minum air putih.

Jujur aku cukup sering merasakan hal seperti itu, kepingin banget sampai bisa membayangkan tiap detailnya. Kalau makanan tidak terlalu sering sih, yang sering itu biasanya justru keinginan untuk melakukan sesuatu, misal pergi ke suatu tempat, nulis tentang sesuatu, beli sesuatu, atau mendengarkan lagu tertentu. Yeah, a random side of me...pada malam hari kadang aku merenung "ngimpi apa kemarin, kok sekarang sudah melakukan ini". Misal, memutuskan untuk periksa ke dokter mata (i'll be writing about that later), memutuskan untuk meninggalkan 10 menit terakhir kuliah kemudian nekat ikut seleksi lomba konseling tahun lalu, memutuskan untuk mencuci motor di antara jeda kuliah, memutuskan untuk mulai menyampul semua buku dan novelku, hahaha, mengingat itu semua, aku jadi bertanya-tanya "labil-kah aku??". Untung aja gak pernah melakukan sesuatu yang life-changing dan irreversible dengan random, hehe.

Sering, aku tiba-tiba kepingin banget dengerin satu lagu tertentu. Seharian, rasanya lagu itu diputer di otak dan kepingin nyanyiin lagu itu terus. Tiba-tiba keinget liriknya dan tersadar "liriknya bagus juga ya, baru kerasa". 


  • Dulu pernah seharian di kampus pingin banget denger lagunya Only Girl (Rihanna) tapi yang di-cover sama Mike Tompkins, sampai kebayang-bayang suara synthesizer yang ditiruin sama si Mike. 
  • Pernah tiba-tiba pingin banget denger "Just Stand Up", lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh beberapa vokalis wanita terkenal, didedikasikan buat para pasien kanker payudara. 
  • Pernah tiba-tiba teringat lagu yang liriknya "nothing gonna change my love for you...". Itu lagunya siapa juga awalnya gak tahu, tiba-tiba melintas aja tanpa permisi, haha. Begitu ada kesempatan langsung browsing liriknya.
  • Lagunya Monita "Kisah yang Indah", suara lembutnya, terdengar berharap-harap namun juga yakin, menyanyikan "jangan berhenti, kau yakinkan pasti...cinta ini".
  • Tiba-tiba terbayang Sherina, terkesan tegas tanpa ragu menyanyikan "bila suatu saat nanti kau harus pergi, jangan paksa aku 'tuk cari yang lebih baik" dengan suaranya yang indah dan terlatih dengan baik.
  • Pernah juga di jalan Yogya-Kudus tiba-tiba kepingin banget denger lagunya Maroon 5 yang She Will be Loved. Keinget suara basnya yang berdentum-dentum di awal lagu. Keinget suaranya Mr. Levine dengan suara (yang buatku terdengar seperti) membujuk menyanyikan "tap on my window, knock on my door...." dan "i know where you hide, alone in your car, know all of the things that made you who you are...". Untung bawa mp3 player. Sayangnya sekarang mp3 player itu hilang karena terjatuh (tercecer?) dari motor T.T 

Dan tahukah, kalau craving seperti itu sudah muncul, maka yang akan kulakukan adalah mendengar lagu itu terus berulang-ulang sampai berjam-jam bahkan berhari-hari tanpa lagu lainnya. Untung headset sudah ditemukan ya, kasihan temen-temen kosku kalau harus mendengar satu lagu diputer berulang-ulang dari kamarku, haha. 

And now, the song which i am obsessed to is...Puzzle of My Heart. Ini lagu lama di-remake, aku enggak tahu seniman aslinya, aku tahunya lagu ini di-cover oleh Westlife. Pertama kali denger lagu ini kelas 5 atau kelas 6 SD, saat Westlife masih jaya-jayanya. Oh, and i feel the need to mention that i was a big fan. I am still a fan, walaupun tidak update dengan lagu-lagu baru mereka. Lirik lagu ini bagus...bercerita tentang cinta sih, tapi entah kenapa terdengar tulus dan enggak terlalu gombal. Atau mungkin lagu ini sebenarnya gombal dan idenya pun sederhana saja, tapi dikemas dengan bagus. Mana vokalnya bagus menurutku, enggak ngerti sih tekniknya, yang penting terdengar bagus :) Dan aku tergoda untuk mengira-ngira sendiri artinya, hehe (mumpung di blog pribadi, kebiasaan sok tahu dipuas-puasin). Ini lagu yang lumayan eksplisit sih menurutku, perumpamaannya enggak separah lagu-lagu cinta lain yang biasanya, ckckck, lebai! Hehe. Pokoknya lagu ini bagus menurutku :D

Ini dia liriknya (diambil dari AZ Lyrics):


"Puzzle Of My Heart"


It's the way she fills my senses
(kalo kata ilmuwan, salah satu tanda cocok secara genetik itu emang tertarik secara fisik sih, sama the one you always feel attracted to, one who is able to wake up all of your senses...tapi lagu ini bukan ngomongin nafsu yang sekedar memuja fisik aja)
It's the perfume that she wears
I feel I'm losing my defenses 
To the colour of her hair
(suka deh sama lirik lagu yang memiliki rhyme seperti ini, senses is rhymed with defenses...hehe selera Melayu mungkin, suka yang seperti pantun? Dan artinya bagus juga, ketika ia bertemu dengan seseorang yang dicintainya, semua tembok pertahanannya runtuh...ya gitu deh. Aku ngerasa "colour of her hair" dan "perfume that she wears" itu cuma sesuatu untuk diinget aja, bukan berarti si subyek ini mencintai seseorang karena fisiknya aja)


And every little piece of her is right
Just thinking about her
Takes me through the night
(woow, gombal kelas kakap nih yang lirik "thinking about her takes me through the night", artinya si subyek mampu memikirkan si obyek cintanya semalaman...dasar gombal. Tapi bagus sih)
[Chorus]
Every time we meet
The picture is complete
(Berima lagi "meet" rhymed with "complete" yeah, this is how people always talk about, kedatangan cinta itu melengkapi hidup)
Every time we touch
The feeling is too much
(Berima lagi)
She's all I ever need
To fall in love again
(kadang kegagalan cinta itu traumatis, tapi akan ada seseorang yang menjadi alasan bagi seseorang untuk jatuh cinta lagi)
I knew it from the very start, 
she's the puzzle of my heart
(well, "she" melengkapi hidupnya si subyek, seperti potongan puzzle yang udah lama dicari)


It's the way she's always smiling
That makes me think she never cries
(mungkin keceriaan dari "she" itu yang membuat si subyek jatuh cinta...tapi siapa yang tidak ceria kalau bersama dan saling mencintai? cailah)
I feel I'm losing my defences
To the colour of her eyes
(Again, menurutku "colour of her eyes" bukan berarti si subyek jatuh cinta gara-gara demen sama fisiknya aja. Colour of her eyes itu cuma pengingat, dan melihat warna mata dan rambutnya, si subyek merasa ia tidak perlu berpura-pura, tidak perlu 'build a wall'...because he's losing his defenses)
And every little piece of her is right
(Well, namanya juga lagu gombal ya, harap maklum...tapi pernah gak denger kata-kata "seolah ia Dicipta sesuai keinginanku"? Si subyek ngerasa cocok banget sama cintanya itu)

[Chorus]
Like a miracle she's meant to be
She became the light inside of me
(Dicintai itu membuat si subyek merasa kuat, merasa bersinar, pokoknya merasa hidupnya lebih indah, karena si "she" itu)
And I can feel her like a memory
From long... ago
(Aww, paling suka sama baris ini! Saking cocoknya, walaupun baru kenal tapi si subyek ngerasa udah kenal luar dalam sejak dulu sama obyek cintanya itu. Seperti memori dari masa lalu, memori yang indah pastinya. Dan bait ini dinyanyikan dengan pas banget oleh Mark, dengan suaranya yang tinggi-tinggi gimana...gitu)


Hehe, sok tahu banget ya aku...ada yang punya interpretasi lain?


16/10/11

Alhamdulillah (again)

Maka, nikmat Allah mana yang akan kamu dustakan?
(So, which one of His gift you want to deny?)

Dear Allah, please let me remember this day clearly when i get frustrated, sad, or angry next day...please keep remembering this little creature of You who complains and hates, sometimes. Please keep remembering me.

You must be loving me. A lot. And Your love is beyond everything that a human can give of.

So Allah, alhamdulillah is all i can say. My mind processes many things today, and my today's word quota today is already running out for speaking to myself and to say "thanks" to them who have supported me a lot. I barely can say anything else today, but "Alhamdulillahhi rabbil 'alamin" defines everything.

Allah, let me dedicated mine today to that two lovely people. Two people who never ask me everything more than me being well.

Yes, they never ask me to achieve something, never. But it has always been my pleasure to draw a smile in their faces. To make them proud. To make people know that they are succeeded in raising me. 

I know i am not a perfect person, I have to keep learning day by day and there will be many obstacles in my way. But despite all of my imperfections, let me dedicate something... 



THIS IS FOR MY PARENTS :))
i love you, and this is for you...my mom and my father :')

13/10/11

Puisi dengan Rima yang Maksa :-p

Hehe, kayaknya lucu ya puisi bahasa Inggris tapi berima. Kayak di lagu-lagu itu lho! Awalnya pingin nulis tentang hujan (karena udah lama banget enggak merasakan hujan). Tapi kok susah ya...walhasil malah menghasilkan puisi yang ehm, kok temanya malah agak melenceng jauh dari yang direncanakan? Dan rimanya maksa banget, sumpah berantakan dan sepertinya enggak terlalu terdengar berima jadinya...malah geli sendiri bacanya. Yaa namanya juga latihan kan *ngeles* BTW, If i were able to guitar better, maybe i would make a song with this-so-called-poem. Then sell it to one of those singer-wannabes (ckckck ngimpi ketinggian).


This is About You

This is about that rain, when everything began
This is about how I felt, when I said I would be alright

This is about little things that became special
Pardon me for my denial

This is about me trying to convince myself so bad
That it has nothing to do with our heart

This is about you


.

10/10/11

It is Rice

Have you ever been so used to something that it's hard for you to replace it with something else?

Let me make an analogy.
Do you like rice? Rice which means nasi or cooked rice in Indonesia. According to one vitamin C commercial in television, rice means more than just a food for Indonesian society. Whatever. But it's true that most Indonesian I know consider main meals (breakfast, lunch and dinner) as a meal when they eat rice with side dishes and vegetables.

Yea, rice is the right analogy. It's okay to skip rice for sometimes, let's say I don't have any problem eating beef steak or fried noodles for dinner, without rice. It's okay to eat bread instead of rice for breakfast. But, do i ever live without rice for more than 2 days? Never once in my whole existence. I never get bored of rice. Haha, good to know that my appetite is so traditional :P

I imagine if i were forced to life without rice and use corn as substitute. I have to adapt myself again, learn how to cook corn, learn how to combine it with side dishes and vegetable and the most important thing, learn how to like it! My system has to adapt too, because sure corn's nutrients are different from rice. Is it possible to suffer from beriberi if i change rice to corn in my diet?


Yeah, some things in life are irreplaceable, just like rice :P
Not that irreplaceable though, it's okay to have them replaced every now and then (just like it's okay to have toast  for your breakfast instead of rice). But to replace rice forever? No. Among many possible carbohydrate sources, I like rice the most. And so far, diet with rice along with side dishes and vegetables are enough to fulfill my needs.


So, have you ever been so used to something that it's hard for you to replace it with something else? I have.
Have you ever tried to adapt and like the replacement for 'that' thing? I have...i am trying now :)

(Nasi Kakap Asam Manis with Capjay, superb for lunch)

09/10/11

"Kening" karangan Fitri Tropica

Jadi ceritanya hari jumat kemarin salah seorang adik kelasku meminjamiku sebuah buku, judulnya "Kening". Pengarangnya Fitri Rakhmawati (atau Rakhmawati Fitri ya, aku enggak tahu pasti). Enggak kenal? Kalau Fitri Tropica alias Fitrop, tahu kan? Yang sering muncul di Trans TV itu lho. Nah semua nama itu adalah orang yang sama, orang yang mengarang buku ini.

Adik kelasku itu udah pernah cerita sih kalau dia lagi baca bukunya Fitrop, judulnya Kening. Katanya sih kocak abis. Waktu itu aku mikir, hmm...jangan-jangan buku ini ntar cuma lelucon, lucu-lucuan yang dangkal dan buat bahan ketawaan doang, semisal pengalaman si Fitrop keselek sendok saat syuting iklan obat panas dalam (no no, she wasn't, i'm just imagining, hehe). Tapi aku langsung bilang kalau aku pingin pinjem, buat obat gila. Eh salah, maksudku buat bacaan yang ringan saat weekend. Siapa tahu bisa menghilangkan stres biar kelenjar sebasea tidak semakin terpacu dan imunitas tubuh meningkat (#galaujerawat).

Terus beberapa hari lalu aku main di markas PIO (for the first time since, like a centuries ago...i'm so sorry and i'd been missing you all if you didn't know). Saat itu aku mendapati dia sedang ngikik ihihihi sambil baca sebuah buku. Oh ini to buku yang diceritakannya kemarin. "Pinjem dong", ujarku seenaknya. Dia langsung minjemin buku itu ke aku (hedeh kesannya lagi ada adegan bullying ya, padahal enggak lho, emang saat itu dia mau mulai rapat jadi enggak apa-apa bukunya aku pinjem dulu, hoho). 

Aku langsung baca bab 1 yang judulnya "Hello-Goodbye". Halaman persembahan, kata pengantar apalagi desain sampulnya dilihat nanti sajalah. Hehe, if it comes to a book, i am not any visual at all, desain nomor kesekian yang penting kata-katanya. Dan tahukah saudara-saudara?? Ternyata di bab 1 Fitrop bercerita tentang hal yang menurutnya "pernah bikin hampir semua orang di pelosok mother earth ini nangis at least once in their life" alias cinta. Jiahh, sebenarnya aku mengharapkan cerita yang gokil, yang seru dan bikin ketawa. That time, unlike any other time in any day of my life, i wasn't really in the mood for love story. Mungkin karena aku sudah berharap akan ngakak bersama buku ini.

Ya sudahlah, baca saja...dia menceritakan kisahnya ketika naksir dengan seseorang bernama Owl (Owl who? Owl City?). Tapi dia justru akrab sama temannya yang namanya Agra. Dan malangnya dia jatuh cinta sama teman yang perlahan jadi sahabatnya itu. Ini malang apa beruntung ya? Kalau katanya Jason Mraz sama Colbie Caillat kan "lucky i'm in love with my best friends"...tapi kalau menurutku, agak sial sih, hihi. Pada kasusnya si Fitrop ini, dia merasa minder banget dan pesimis bisa jadi pacarnya si Agra, soalnya Agra itu (katanya) cakep dan hal yang paling mengintimidasi dari keberadaan seorang Agra adalah, si Agra sepertinya bisa mendapat cewek-cewek yang cantikkk, seksi, pintar dan lain sebagainya.

Tapi long story short, si Fitri jadian sama Agra ini. Agra meyakinkan dia kalau "mereka sudah terlalu banyak disuguhi perempuan-perempuan cantik bertubuh ramping, hidung mancung, rambut terurai dengan kulit pualam di layar televisi yang karena keseragamannya semuanya terlihat sama hingga mengingat nama dan wajahnya pun susah". Hehe, jadi keinget temenku yang bilang kalau aktris-aktris Korea mukanya mirip semua. Tapi menurutku kalau diamati baik-baik pasti ada bedanya ah, walau mungkin sedikit karena mereka sudah 'diseragamkan" a.k.a dioperasi plastik.

Saat itulah aku baru ngerti artinya sebuah kalimat yang berbunyi "imperfections make you perfect" dan "your imperfections perfect you". Karena tanpa ketidaksempurnaan kita, kita akan jadi sama, seragam, susah diingat nama dan wajahnya-meminjam istilah Agra di buku itu. Agra melanjutkan "harus ada yang datang membawa sesuatu yang baru, gak perlu physically cantik. Tetapi sesuatu yang unik dan berbeda pasti akan meninggalkan kesan yang gak mudah ditinggalkan orang". Dan Agra menemukan sesuatu itu di Fitrop, ciee....

Awalnya Fitri sempet merasa enggak enak sama cewek lain yang naksir Agra, dia pasrah kalau mereka enggak jadian. Toh mereka sudah mengungkap perasaannya masing-masing. Katanya begini: "Apa pentingnya status pacaran sih kalo lo tau orang yang lo suka has the same feelings for u?". Hmm, i couldn't agree more alias setuju banget! Tapi Agra meyakinkan kalau cewek itu sudah ridha dia jadian sama Fitrop, haha. Yap, bab kedua dari buku ini, Fitrop bercerita bahwa "being with Agra is like my addiction i can never get enough".  Dimulai dari adegan romantis berbunga-bunga tapi bikin dia malu di tengah keramaian jalan Dago, dilanjutkan dengan adegan ngumpetin bunga itu biar enggak ketahuan sama gebetan lamanya Fitri, suka duka jadi penyiar yang harus sok ceria meskipun sedang berantem dengan pacar, kado-kado unik nan berseni khas Agra, sampai bahagianya dia karena dia tetep bisa jadi dirinya sendiri ketika bareng Agra...pake converse belel, enggak pernah pakai rok selama nge-date kecuali sekali. 

"Melihat gerombolan ABG modis berseragam ketat melirik iri setengah gak rela ngeliat cowok kayak Agra jalan sama gue, rasanya hidung gue kembang-kempis. "Gak usah gaya-gaya amat kok kalau mau dapet cowok oke", gue sok menasihati mereka dalam hati. (Iyaa percaya deh Fit!)

Ya, Agra yang selalu siap berlari-lari bersama Fitri menembus kemacetan Bandung hanya supaya Fitri enggak terlambat siaran. Berlari-berlari bersama Fitrop ketika Fitrop mengejar mimpinya di ibukota. Pengejaran mimpi yang berujung manis tapi pahit. Manis karena Fitrop jadi terkenal seperti sekarang. Pahit karena semua kesibukan itu membuatnya jauh dan cuek sama Agra. Sikap cuek yang kelak disesalinya habis-habisan "I must have hit my head on the walls too hard!", katanya. Yah, akhirnya mereka putus. Walaupun Fitrop jadian dengan cowok lain, seorang aktor (tapi aku enggak tahu siapa aktor itu, males ngikutin gosip artis), tapi....sepertinya Agra masih spesial deh di hatinya, hehe.

Kemudian ada dongeng karangannya sendiri, yang berjudul Putri Upil Bison. Ckckck, emang gokil banget ya teteh ini, ngakak aku bacanya. Tapi jujur enggak terlalu suka bagian ini. Lebih suka bagian sebelumnya, surat cinta Fitrop untuk ayah dan ibunya. Jujur ya, mataku agak pedes baca bagian ini. Mendadak mellow gitu deh, keinget ortu sendiri :')

"Masih saya ingat,
Jawabanmu saat kuprotes soal morning call rutinmu dengan pertanyaan yang sama kamu tanyakan setiap hari di telepon.
"Lagi di kost. Sudah makan. Oh and anyway aku hari ini pergi kerja kaya biasa. Pasti mau nanyain itu kan?!" Jawabku sebelum kamu bahkan sempat bilang "halo" dan memulai ritual menanyakan aku sedang apa? Dimana? Dan kegiatan hari ini apa? Semua pertanyaanmu sudah melekat manis di kepalaku, sayang.
Hari-hari berikutnya, geli juga mendengar usahamu mencari bermacam-macam topik obrolan. Sampai tiba di satu titik dimana akhirnya kamu cuma bisa bilang "Halo. Err. Aduh, ngomong apa lagi yah?"
"Kehabisan topik ya? Lagian nelponnya kenapa juga harus tiap hari sih kan bosen?"
Lalu jawabmu,
"Mamah...kangen""
(God, ternyata orang tua dimana-mana sama ya, mungkin buat kita ngabar-ngabari itu membosankan, just another morning/night routine, tapi ternyata itu penting sekali buat mereka :"))
Tiga cerita terakhir cukup memuaskan ekpektasiku untuk membaca cerita lucu. Cerita pertama, waktu Kartinian si Fitrop disuruh mewakili kelasnya dalam ajang pemilihan Mojang-Jajaka tingkat sekolahan. Nah kebayang kan dia enggak pernah dandan apalagi pake high-heels, sekalinya harus pakai malah langsung dinilai keanggunannya oleh dewan juri, haha...saking enggak betahnya begitu turun panggung, langsung dicopotlah semua alat penyiksaan itu. Eh ternyata keanggunan dan kecerdasan Fitrop yang bawa-bawa penjelasan tentang peranan khalifah di muka bumi mampu memukau dewan juri. Walhasil dia pun naik panggung lagi sebagai juara satu memakai sandal jepit dan memakai pensil kayu sebagai tusuk konde.

Cerita kedua, tentang kekonyolannya waktu jadi reporter di Sulawesi yang mengira handuk coklat bermotif Snoopy adalah busana adat sang tetua adat. Dan ada cerita ketika si Fitrop sungkem alias mencium tangan tukang ojek. Gara-garanya, dia lupa kalau saat itu dia bukan diantar bapaknya, tapi diantar tukang ojek. Buku ini diakhiri dengan balasan Fitrop pada tweet penggemar yang dikirim ke akunnya. Hampir semua reply diakhiri dengan kata "trims". Menjawab protes penggemar yang bosen kenapa harus pake trims-trims segala, dengan bijak dia menjelaskannya di halaman selanjutnya. Dan kalimat pada akhir bukunya, yang membuat kita mungkin merenung sebentar:

"Dear followers, have you make at least three people smile today?"

This book is definitely not a kind of shallow comedy book. Worth reading, actually. Termasuk tipe-tipe page turner alias buku yang membuat kita dengan semangat membuka lembar selanjutnya. Tidak sekedar membuat kita tertawa geli, buku ini termasuk that kind of book yang memiliki kekuatan untuk membuat kita merenung setelah membaca kata-katanya :)

08/10/11

Hidup itu Seperti Bermain Kartu

Waktu SMA, salah satu dari beberapa pilihan good times adalah curi-curi main kartu di dalam kelas. Dulu kami belum mengenal UNO, jadi mainan kartunya ya pakai kartu bridge yang isinya 52 buah, mainnya yang sederhana saja: minuman, 41, atau tepok nyamuk. Ketika selesai ujian, mengadakan Poker Cup alias kejuaraan main kartu tingkat cliche adalah kegiatan yang menyenangkan dibandingkan ngerumpi geje atau bengong enggak mutu.

Kira-kira kelas dua, aku kepikiran sesuatu.
Hidup itu seperti main kartu ya.

Beberapa hal sudah ditentukan. Seperti misalnya mendapat kartu As hati dan Queen hati sekaligus ketika bermain 41. Orang-orang biasa menyebutnya nasib baik. Seperti orang yang dikaruniai dengan bakat menirukan berbagai macam suara yang kayaknya mustahil berasal dari mulut manusia.Seperti orang-orang yang sepertinya lahir dengan hal-hal yang diinginkan orang lain, seperti kepintaran, keindahan rupa, dan lain sebagainya.

Tapi nasib baik itu sepertinya enggak ada gunanya kan kalau kita tidak bisa memanfaatkannya dengan baik dan benar...seperti layaknya orang yang mendapat kartu As dan Queen tadi, karena kelamaan galau akhirnya dia menukar kartu 2 hati miliknya dengan kartu King sekop. Walhasil, bukannya menang, dia malah kalah sekalah-kalahnya akibat "kobongan" alias kebakaran, karena pada akhir permainan 41, kartu yang berbeda jenis akan dihitung dengan nilai minus.

Dan menurutku ada satu faktor lagi dalam bermain kartu, dan juga dalam bermain di kehidupan ini selain nasib baik dan manajemen diri yang mumpuni. Apakah itu? Menurutku itu adalah ridha Allah, hehe...boleh saja seseorang punya teknik main kartu yang paling jos, dapat kartu-kartu bagus di awal permainan, tapi kalau emang udah enggak jodohnya menang saat itu, dia enggak menang karena kartu As yang dia butuhkan terbuang ke tangan pemain lain.

Jadi, ada 8 kemungkinan (2^3):
  1. Nasib baik + manajemen yang mumpuni + ridha Allah = sukses luar biasa, tapi kemungkinan sering diremehkan orang yang sirik ("ya iyalah, dia kan gini, dia kan gitu, wajar aja"--> biarlah mereka menggunjing kita tetap melaju)
  2. Nasib baik + manajemen tidak oke + ridha Allah = gagal dengan konyol ("kayaknya bakal jadi perfect banget tapi kok akhirnya gagal ya")
  3. Nasib baik + manajemen yang mumpuni - ridha Allah = menurutku tidak akan jadi long-term success
  4. Nasib baik + manajemen tidak oke - ridha Allah = gagal dengan konyol juga
  5. Nasib biasa + manajemen mumpuni + ridha Allah = sukses yang keren ("wah perjuangannya sangat menginspirasi")
  6. Nasib biasa + manajemen tidak oke - ridha Allah = failed as predicted
  7. Nasib biasa + manajemen yang mumpuni - ridha Allah = susah bertahan lama suksesnya
  8. Nasib biasa + manajemen tidak oke + ridha Allah = awalnya mungkin terlihat ada harapan, tapi ternyata mandeg di tempat.
Oh iya, dalam bermain kartu, menjaga ekspresi wajah adalah hal yang sangat penting. Kalau cepat kelihatan panik atau gembira, entar bisa ketebak kartu kita apa, haha...mungkin hal ini ekivalen dengan, jangan terlalu emosional dalam menghadapi kejadian-kejadian dalam hidup :P 

Be careful what you wish for........

Be careful what you wish for, cause you might just get it all
You just might get it all and then some you don't want...

("Home" song and lyrics by Daughtry)