Waktu SMA, salah satu dari beberapa pilihan good times adalah curi-curi main kartu di dalam kelas. Dulu kami belum mengenal UNO, jadi mainan kartunya ya pakai kartu bridge yang isinya 52 buah, mainnya yang sederhana saja: minuman, 41, atau tepok nyamuk. Ketika selesai ujian, mengadakan Poker Cup alias kejuaraan main kartu tingkat cliche adalah kegiatan yang menyenangkan dibandingkan ngerumpi geje atau bengong enggak mutu.
Kira-kira kelas dua, aku kepikiran sesuatu.
Hidup itu seperti main kartu ya.
Beberapa hal sudah ditentukan. Seperti misalnya mendapat kartu As hati dan Queen hati sekaligus ketika bermain 41. Orang-orang biasa menyebutnya nasib baik. Seperti orang yang dikaruniai dengan bakat menirukan berbagai macam suara yang kayaknya mustahil berasal dari mulut manusia.Seperti orang-orang yang sepertinya lahir dengan hal-hal yang diinginkan orang lain, seperti kepintaran, keindahan rupa, dan lain sebagainya.
Tapi nasib baik itu sepertinya enggak ada gunanya kan kalau kita tidak bisa memanfaatkannya dengan baik dan benar...seperti layaknya orang yang mendapat kartu As dan Queen tadi, karena kelamaan galau akhirnya dia menukar kartu 2 hati miliknya dengan kartu King sekop. Walhasil, bukannya menang, dia malah kalah sekalah-kalahnya akibat "kobongan" alias kebakaran, karena pada akhir permainan 41, kartu yang berbeda jenis akan dihitung dengan nilai minus.
Dan menurutku ada satu faktor lagi dalam bermain kartu, dan juga dalam bermain di kehidupan ini selain nasib baik dan manajemen diri yang mumpuni. Apakah itu? Menurutku itu adalah ridha Allah, hehe...boleh saja seseorang punya teknik main kartu yang paling jos, dapat kartu-kartu bagus di awal permainan, tapi kalau emang udah enggak jodohnya menang saat itu, dia enggak menang karena kartu As yang dia butuhkan terbuang ke tangan pemain lain.
Jadi, ada 8 kemungkinan (2^3):
- Nasib baik + manajemen yang mumpuni + ridha Allah = sukses luar biasa, tapi kemungkinan sering diremehkan orang yang sirik ("ya iyalah, dia kan gini, dia kan gitu, wajar aja"--> biarlah mereka menggunjing kita tetap melaju)
- Nasib baik + manajemen tidak oke + ridha Allah = gagal dengan konyol ("kayaknya bakal jadi perfect banget tapi kok akhirnya gagal ya")
- Nasib baik + manajemen yang mumpuni - ridha Allah = menurutku tidak akan jadi long-term success
- Nasib baik + manajemen tidak oke - ridha Allah = gagal dengan konyol juga
- Nasib biasa + manajemen mumpuni + ridha Allah = sukses yang keren ("wah perjuangannya sangat menginspirasi")
- Nasib biasa + manajemen tidak oke - ridha Allah = failed as predicted
- Nasib biasa + manajemen yang mumpuni - ridha Allah = susah bertahan lama suksesnya
- Nasib biasa + manajemen tidak oke + ridha Allah = awalnya mungkin terlihat ada harapan, tapi ternyata mandeg di tempat.
Oh iya, dalam bermain kartu, menjaga ekspresi wajah adalah hal yang sangat penting. Kalau cepat kelihatan panik atau gembira, entar bisa ketebak kartu kita apa, haha...mungkin hal ini ekivalen dengan, jangan terlalu emosional dalam menghadapi kejadian-kejadian dalam hidup :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar