Banyak orang menginginkan bahkan setengah saja yang sudah kau miliki dalam hidupmu. Kelengkapan dan kesempurnaan ragamu, jiwamu, kecukupanmu. Kecukupan bahkan kelebihan yang kau miliki dalam hidupmu.
Maka berlebihankah jika orang-orang yang menyayangimu (yang mana mereka merupakan anugrah tersendiri dalam hidupmu), menyuruhmu untuk berhenti meratapi nasibmu? Berhenti untuk merasa bersedih dan merasa sebagai orang yang paling merana sedunia karena patah hati.
Karena kau memang bukan orang yang paling merana sedunia. Karena hidupmu adalah sebuah kehidupan yang layak kau jalani. Karena Tuhan telah memilihmu sebagai orang yang cukup kuat untuk menjalani ini semua. Termasuk untuk menjalani saat-saat seperti ini.
Sakitnya? “Kau tak akan pernah mempercayainya” ; “mudah bagimu tuk berbicara seperti itu” ; “bukan kau yang merasakannya”. Tentu saja tak seorang pun pernah merasakannya sahabatku, merasakan apa yang sedang kau rasakan saat ini. Karena tidak ada satu pun kejadian yang benar-benar sama. Takkan ada orang yang pernah merasakan rasa sakit seperti yang kau rasakan.
Namun, mereka, orang-orang yang menyayangimu, percaya bahwa kau bisa. Kau bisa melewatinya, karena itulah kau mengalaminya. Tuhan yang tidak pernah salah melakukan perhitungan tahu kau sanggup mengalaminya. Bahkan saat kau berpikir kau tidak akan bisa bangkit lagi. Kau bisa tersenyum lagi.
Karena itulah mereka yang menyayangimu selalu menyuruhmu bangun, memaksamu berdiri.
Dan membantumu untuk menyembukan lukamu pelan-pelan.
(Mungkin dengan cara-cara yang kau anggap ekstrim—percayalah, jika mereka benar-benar menyayangimu, semua cara ekstrim itu hanya demi ke-”sembuh”-anmu)
Semua itu karena mereka yakin,
Hidupmu terlalu indah untuk kau sia-siakan.
^^
---hidup itu untuk dijalani---
Bukan untuk diratapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar