18/09/11

A Book and A Perfect Weather

Hmm, aku baru sadar, betapa selama ini aku sibuk lari-larian enggak jelas, selesai ngurus ini dilanjut ngurus itu. Bubar ketemu sama orang ini, ngejar waktu (emang waktu bisa dikejar? hehe) biar enggak telat ketemu sama orang itu. Capekkkk....man jadda wajada sih, tapi bener deh, capekkkk. Pingin sekali-kali kembali ke masa-masa semester 1-2 dulu, semester 3 juga boleh deh, masa-masa santai dalam hidupku. Weekend itu ya bersantai, beberes kamar, luluran, nonton film, baca novel, keep contact sama temen lama. Bukan dateng ke kampus. Iri aja ngeliat para maba 2011, yang dengan santainya duduk-duduk sambil ngobrol di taman menunggu kelas selanjutnya sementara aku lari-larian. Haha, terdengar desperate banget ya aku. Yah mau bagaimana lagi, aku kan maba (mahasiswa basi, haha). But I was them. They will be like me someday...aku juga udah pernah kok jadi mereka. Dan suatu hari nanti maba-maba yang masih polos itu juga akan menjadi seperti aku yang sekarang lagi hobi lari-larian.

Aku tetep beberes kamar sih, tetep kontak dengan teman-teman lama sih, kadang masih luluran juga (klo enggak males dan capek) tapi entah kenapa semua itu sekarang, hanya terasa seperti selingan aja. Enggak terasa seperti sesuatu yang benar-benar ingin kulakukan. Bahkan mulai terasa seperti keharusan. Haha, dulu aku nganggep orang yang beranggapan bahwa 24 jam sehari itu enggak cukup itu sombong banget. Tapi ternyata aku harus menarik kata-kataku sendiri. Waktu itu mahal, ya. Udah mahal, belinya dimana coba?

Tapi hari ini, hari Minggu tanggal 18 September 2011 aku memutuskan buat bersantai-santai. Today will be my lazy day! Tapi anehnya kenapa aku masih merasa punya sesuatu yang harus dibereskan ya? Apa ya? Di handphone maupun buku catetan tidak ada pekerjaan yang harus kukerjakan. Jangan-jangan aku mulai terobsesi dan bingung membedakan jati diri yang sesungguhnya dengan jati diri semu yang terbentuk karena semua lari-larian itu. Hehe, ngomong apa sih aku ini. 

Lazy day hari ini tentu saja dimulai dengan bangun seenaknya. Hehe, tetep ya. Terus, baca novel! Selain novel Ranah 3 Warna, kemarin aku juga beli sebuah novel lagi sebenarnya, tapi belum sempat aku baca. Ternyata novelnya bagus banget. Memang beli novel yang udah dapet banyak review bagus di internet itu enggak pernah nyesel. Kalau belinya hanya berdasar lust yang terbentuk di toko buku karena melihat dan membaca sampulnya, sering nyesel. Emang bener pepatah "don't judge a book by its cover".

Novelnya itu....ringan sih. Temanya agak-agak dangkal sih. Tapi somehow penulisnya bisa dengan apik menuangkannya dalam beberapa ratus halaman. Jadi walaupun sebenarnya ceritanya sederhana dan ending-nya pun enggak dramatis (walaupun enggak membingungkan juga) aku bisa betah membacanya tanpa terpotong sampai selesai. Sampai-sampai aku kehabisan Kompas Minggu karena sampai jam 12 siang enggak keluar dari kos-kosan. Salah satu reviewer-nya bilang "realita itu ya kayak gini" dan aku setuju dengan tulisan reviewer itu. Novel ini menarik karena ceritanya enggak dibuat-buat supaya ending-nya happily ever after. Sip lah.

Aku jadi inget, dulu waktu kecil aku sukaaa banget baca. Waktu om-ku yang kerja di Kalimantan memberiku uang, aku memakai semua uang itu buat beli buku. Terus setiap ke rumah eyangku di Semarang, pasti aku merengek minta dianterin ke toko buku. Toko buku itu tempat yang menakjubkan saat aku kecil karena ada banyakkk banget buku dari berbagai jenis yang tertata dengan rapi. Aku merasa pemilik toko buku itu pasti orang yang kaya dan beruntung sekali bisa membeli semua buku-buku itu. Dan jangan tanya, setiap kali masuk toko buku pasti aku betah banget, sampai malas pulang. Gampang banget ya, jadi anak kecil, hehe.

Mmm, ketika beranjak gede sebenarnya kecintaanku baca masih ada sih. Tapi pelan-pelan toko buku bukan lagi menjadi tempat utama aku menghabiskan kelebihan uang saku. Sesekali aku meminjam buku dan komik Conan dari rentalan dekat sekolah. Jarang ke toko buku. Maklumlah mulai tertarik dengan pakaian-pakaian, sepatu dan tas-tas lucu, hehe. Baru pada waktu aku hampir masuk kuliah, ada novel yang bagus banget. Apalagi kalau bukan Laskar Pelangi. Jadilah aku hobi kelayapan di toko buku lagi saat kuliah. Aku beruntung soalnya di Jogja ada 2 nama toko buku diskon yang selain generously memberikan diskon juga dengan gratis memberikan jasa sampul untuk para pembeli, hehe. Mahasiswa banget ya, enggak apa-apa deh tokonya enggak ber-AC yang penting bisa dapat diskon dan disampulin.

Ada jenis buku yang membuatku tidak tahan untuk tidak membuka lembar selanjutnya. Aku selalu berharap untuk menemukan yang seperti itu. Kejadian kurang menyenangkan sebenarnya ketika membeli sebuah buku yang membuatku malas membaca lembar selanjutnya pada 5 lembar pertama. Tapi aku tidak menyesal membeli dua buku yang kubeli pekan ini. Mentang-mentang habis lebaran jadi belanja buku, hehe.

I really love today. A good book, perfect weather (timbreng kalau orang Kudus bilang, artinya mendung tapi tidak gerah dan tidak pula turun hujan). In my room, just me, my book and nothing to be worried about :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar