Ehm, pada kesempatan kali ini aku ingin me-review sebuah kosmetik! Kosmetik pilihanku kali ini adalah Maybelline Unstoppable Auto Liner.
Disclaimer: Produk ini kubeli dengan uang sendiri, tidak ada kepentingan apapun kecuali hanya untuk kesenangan pribadi semata.
Unstoppable Auto Liner merupakan suatu eye liner. Itu lho, kosmetik mata yang kalau dipakai, mata si pemakai jadi terlihat ‘terbingkai’ dengan garis hitam (atau cokelat tua, atau biru bahkan ungu). Fungsinya untuk membingkai mata sehingga mata terlihat lebih defined dan tegas. Ada bermacam-macam bentuk eye liner, ada yang cair (aku pernah menulis review-nya disini), pensil, gel, sampai bubuk. Nah Unstoppable Auto Liner itu mirip seperti eye liner pensil. Perbedaannya dengan eye liner pensil biasa adalah si auto liner ini enggak perlu diserut. Jadi tinggal pakai saja. Namanya juga AUTO Liner kan? Jadi otomatis gitu deh.
Yang aku punya adalah yang berwarna hitam. Enggak tahu juga kalau ada warna lain. Aku belinya sekitar bulan November lalu. Harganya aku agak lupa, seingatku sekitar lima puluh ribu. Menurutku eye liner pensil, atau yang modelnya seperti pensil (seperti Unstoppable Auto Liner) itu irit, karena…ya, bentuknya aja pensil, kalau pakai tinggal digoreskan saja dan bayangkan berapa panjang garis yang bisa kita buat dengan ‘isi’ pensil yang panjangnya sekitar 5 cm itu. Jadi, kalau kita bisa menjaga agar eye liner ini tidak patah, maka bisa dipastikan eye liner ini akan awetttt banget. Apalagi auto liner ini kan enggak perlu diserut, jadi enggak ada lagi kerugian material berupa pensil yang memendek dengan cepat karena patah saat diraut. Ini cocok banget buatku. Soalnya, aku kurang ahli dalam meraut aneka pensil-pensil kosmetika tersebut. Kalau meraut pensil alis, pensil alis kusamakan dengan pensil 2B, padahal jelas beda kan. Ternyata, pensil alis lebih empuk dan lebih rapuh daripada pensil kayu untuk menulis sehingga kalau diraut dengan tenaga yang berlebihan saat diraut jadi putus terus dan enggak bisa runcing. Akibatnya, boros! Padahal pensil alisku jarang banget kupakai. Sejauh ini aku selalu minta bantuan pada ibuku untuk meraut pensil alis.
Kenapa aku beli eye liner ini? Yang pertama karena eye liner cairku sepertinya sudah tidak layak dipakai Sudah kubeli sejak zaman semester 4 akhir, tega banget kalau masih mau pakai, itu kan kosmetik buat daerah sekitar mata yang sensitif. Kedua, setelah mencari-cari informasi dari internet tentang produk mana yang layak dibeli sebagai my next eyeliner, produk ini mendapatkan banyak review yang lumayan bagus. Aku memang berpindah hati dari eye liner cair, soalnya pakainya lama. Bagian yang paling susah itu membuat garis yang simetris untuk kedua mata. So, aku memilih eye liner pensil aja. Dan aku enggak beli eye liner pensil merk lain, soalnya merk yang ini enggak perlu diraut, haha. Oh iya, produk ini ophthalmologic tested lho…artinya, sudah teruji keamanannya untuk dipakai di daerah sekitar mata. Sehingga teorinya produk ini aman. Aku sih enggak mengalami kejadian-kejadian menyeramkan setelah memakainya (semisal mata menjadi bengkak, merah atau sejenisnya). Kosmetik yang aman selalu lebih baik.
Hasilnya? Lumayan bagus sih menurutku…maaf ya no picture, lagi males melakukan langkah pake eye liner-foto-hapus eye liner-upload foto di blog, hehe. Eye liner ini sangat mudah sekali dipakai, bahkan untuk orang yang jarang ber-make up sepertiku. Trikku, kalau untuk mata kanan, mulai dari sudut dalam kelopak mata. Untuk mata kiri, mulai dari sudut luar. Bener deh, eye liner ini benar-benar mudah dipakai. Irit waktu! Garisnya juga cukup tegas, walaupun hasilnya memang enggak sedramatis kalau kita pakai eye liner cair. Yang ini, hasilnya lebih alami dan sebenarnya aku lebih suka yang begitu. Oh iya, aku cuma pakai eye liner diatas mata saja, enggak pake eye liner di bawah mata. Kalau kata pakar make-up, pake eye liner di bawah mata bisa membuat kita terlihat lebih tua. Kalau kata ibuku, jika kita sudah terbiasa pakai eye liner di bawah mata, sekalinya kita enggak pakai mata akan terlihat sayu.
Nah, sekarang bagaimana dengan stabilitasnya di muka? Apakah eye liner ini tetap bertahan dengan rapi di tempatnya semula tanpa mengalami perubahan yang bisa dilihat dan dirasakan? Ternyata setelah sekitar 6 jam dipakai (dari pagi hingga siang) eye liner ini smudge alias agak luntur di mataku. Padahal ada tulisan di kemasannya: “Smudge Proof Eyeliner”, huhu. Mungkin ini disebabkan karena jenis kulitku yang berminyak dan hawa yang lumayan panas saat itu. Smudge-nya enggak terlalu parah sampai seluruh kelopak mata jadi menghitam sih, cuma berupa garis item tipis diatas lipatan kelopak mata. Kayakna eye linernya lambat laun larut dalam minyak wajah dan membentuk cap setiap kali aku berkedip deh, hehe.
Pada kesempatan berikutnya aku mencoba mengaplikasikan bedak tabur dulu di kelopak mata sebelum pakai eye liner (bedak kan bisa menyerap minyak, walaupun kurang tahan lama juga buatku…tapi siapa tahu bisa membantu). Dan ternyata, this trick worked well...lumayan, kelopak mataku jadi tidak menghitam lagi. Overall, produk ini lumayan lah. Kalau disuruh menilai skala 1-10 dengan 10 sebagai nilai maksimal, aku akan memberi nilai 8,1.
Nilai Plus:
- - Ophthalmologic tested!
- - Mudah dipakai
- - Tidak perlu diraut (irit)
- - Terkesan natural
- - Lebih ekonomis dibanding eyeliner cair
- - Mudah didapat (sekarang di Miro*a Kampus aja ada counter Maybelline, di Alfa*art deket rumah di Kudus juga sudah ada produk-produk Maybelline. Jaringan distribusinya sudah oke)
Nilai Minus:
- - Smudge setelah dipakai setelah kira-kira 6 jam, dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore
Oh iya, hampir lupa, kata mbak-mbak SPG-nya, kalau mau pakai, eye liner ini diulir sedikit saja biar enggak patah. Terus, jangan lupa segera bersihkan make up kalau sudah tidak ‘diperlukan’ lagi. Hmm, emang ya make up itu seru banget, menantang! Jangan pikir pake make-up itu gampang…perlu latihan dan semangat belajar yang tinggi lho, hehe…tapi untuk sehari-hari tampilan natural lebih baik menurutku. Doaku adalah semoga pekerjaan yang aku dapat besok enggak mengharuskanku buat pakai make-up lengkap setiap hari. Kalau cuma bedak tabur sama lipstik aja sih bolehlah. Boleh juga kalau harus pakai make up sekali-kali, tapi kalau tiap hari??? Ya Allah lindungilah hamba dari pekerjaan yang seperti itu. Amin ya rabbal alamin…jadi seperti apa nanti wajah ini. Aku takut wajahku yang acne-prone ini jadi nggak karuan kalau setiap hari harus pakai make up macam foundation, concealer, bedak padat, blush on, eye shadow, eye liner, eye brow pencil, maskara, dan apalah itu namanya. Lha wong aku dinasehatin "SELAMANYA kamu harus hati-hati sama yang namanya pelembab wajah, karena pelembab umumnya mengandung banyak komponen yang bisa menyumbat pori-pori kulitmu". Nah lho, bayangkan, pelembab aja enggak boleh lho kecuali yang bentuk gel dan yang sudah benar-benar teruji T.T
BTW, it's gonna be interesting to hear what others say about me when i put eye liner on...
Saat itu aku pakai eye liner (dan selapis maskara) waktu mau datang ke wisudaan mbak kosku. Eh temenku ada yang komen "mau ke wisudaan kok enggak dandan, Li?"
-____- jadi aku pake eyeliner sambil melotot-melotot tadi pagi enggak ada bedanya ya sebenarnya? Eh tapi setelah kupikir, ada bagusnya juga sih enggak kelihatan. Kan definisiku tentang dandanan yang bagus itu ada 2. Nomer 1, sebenarnya kita dandan tapi enggak kelihatan kalau dandan. Nomer 2, kita dandan dan terlihat kalau kita put an effort to put make up, tapi wajah kita masih bisa dikenali.
Pada kesempatan selanjutnya, aku pakai eyeliner lagi waktu mau foto bareng teman-teman sedivisiku di PIOGAMA. Kali ini aku pakenya agak tebal, haha. Dan kubikin sedikit winged alias naik di ujung mata, gaya cat eye gitu deh. Yak, kali ini ketahuan kalo pake eye liner, hoho. Waktu masuk ke sekretariat, temen akrabku dari semester 1 langsung nyeletuk "eh, kamu pakai eye liner ya???". Hoaa, untung sekrenya pas sepi. Haha, tapi langsung pada mafhum juga, kan aku mau foto-foto, apa salahnya berpenampilan agak beda :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar