Kadang mawar bosan. Tapi ia tidak akan berlari meninggalkan akarnya, apalagi mencerabutnya sendiri seperti makhluk putus asa. Tidak! Akarnya, semuanya yang menjadikan ia seperti ini sekarang. Buat apa memanipulasi apapun yang membuatnya seperti sekarang ini. Jadi, ia tahu pasti ia tidak akan meninggalkan akarnya.
Tidak pula untuk matahari.
Tidak pula ia akan mencabut akarnya demi mengejar matahari yang sore ini, seperti sore lainnya setiap hari dalam setahun, berjalan ke barat tanpa menghiraukannya.
Ia tahu, besok pagi matahari akan datang menyapanya lagi dari arah timur. Meskipun kadang matahari malu dan bertudung awan abu, yang membuat mawar khawatir. Jangan-jangan matahari sudah lupa akan dirinya. Jangan-jangan matahari telah segan untuk menyapanya. Tapi ketika siang menjelang, segelap apapun hari itu, sederas apapun hujan hari itu, bahkan setebal apapun debu, ia sadar.
Matahari tidak pernah meninggalkannya.
Tidak sekali pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar