Coba deh sekarang anda bercermin. Lalu amati baik-baik tiap bagian dari wajah anda. Mata, telinga, hidung, bibir, alis...amati dengan seksama. Bayangkan sebuah garis imajiner di tengah-tengah wajah yang membagi wajah jadi dua bagian, kanan dan kiri. Kalo susah bayanginnya, ambil aja penggaris 30 cm terus tegakkan di tengah-tengah muka (orang geela..orang geela). Naah, sekarang amatilah apakah sisi bagian kiri simetris dengan sisi bagian kanan. Apakah cuping hidung kiri anda sama besar dengan cuping hidung kanan? Apakah sudut mata kanan anda sama kemiringannya dengan sudut mata kiri? Apakah kedua daun telinga anda sama besar? Teruskan pengamatan anda.
Mungkin anda akan menemukan ada beberapa bagian anggota wajah yang nggak simetris. Emang umumnya begitu kok. Wajar itu. Nggak perlu risau (ih, siapa juga yang risau). Nggak Cuma bagian-bagian wajah, bagian tubuh pun begitu. Jari telunjuk kanan dan kiri bisa saja nggak sama panjang. Misalnya saya, kalo habis bangun tidur, pasti deh mata dan kantong mata saya terlihat aneh, nggak sama besar. Kalau saya tidurnya miring ke kiri, bisa dipastikan mata dan kantong mata kiri lebih besar. Denger-denger, eh, maksudnya (dari) baca-baca sih katanya itu karena adanya penimbunan air selama tidur. Biar ilang, sebaiknya kantong mata yang membesar dipijet-pijet biar airnya nggak ngumpul disitu. Tapi males ah, masa bangun-bangun suruh pijet-pijet kantong mata. Kalo keculek kan repot.
Nah, ternyata ada orang-orang yang dianugrahi kesimetrisan lebih oleh Allah. Kenapa dikatakan anugrah? Begini saudara-saudara, menurut penelitian yang entah dilakukan oleh siapa, dilakukan dimana dan entah kapan (maaf saya lupa), ternyata ditemukan bahwa orang yang kedua sisi tubuhnya simetris dinilai lebih menarik (alias lebih cantik buat yang cewek dan lebih ganteng buat yang cowok). Ih, nggak penting banget sih, menarik-tidaknya seseorang Cuma dilihat dari kesimetrisan wajahnya! Mungkin begitu pikir anda. Tapi benarkah itu nggak penting?
Pernah nonton acara Naked Science nggak? Ada satu episode (episode favorit saya) yang judulnya “What’s Sexy?”. Saat sperma dan ovum bertemu, masing-masing membawa setengah set genom dari pemilik sperma dan ovum itu. Setengah gen ini mengandung informasi-informasi genetik yang kelak diwariskan pada anak hasil pertemuan itu (kalo Allah mengizinkan). Ada sifat-sifat baik dan tentu aja ada sifat-sifat yang kurang diinginkan. Ternyata, tanpa sadar orang-orang lebih menyukai lawan jenis yang genomnya punya keanekaragaman gen yang berbeda dengan mereka. Nah, kebayang dong kalau gen-gen yang beda saling bercampur? Akan terbentuk individu baru yang gennya beraneka ragam. Gen yang beraneka ragam ini diharapkan bisa menghadapi tantangan zaman. Maksudnya? Memiliki berbagai macam kekebalan yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia yang makin gila ini (halah). Akhirnya, lahirlah anak yang kuat, karena punya gabungan sifat-sifat baik (kuat) dari kedua orang tuanya.
Dan, tanpa sadar, manusia punya kemampuan untuk mengenali gen lawan jenisnya dalam beberapa detik saja! manusia bisa mengenali apakah lawan jenis yang dihadapinya bisa menyumbangkan setengah genom yang “bagus”. Mekanisme pengenalan ini bisa melalui feromon (zat kimia yang dikeluarkan makhluk hidup dewasa untuk menarik lawan jenis). Bukan tawon aja lho yang punya feromon. Selain feromon, ternyata kita manusia bisa “membaca” gen lawan jenisnya dengan melihat wajahnya. Kalau anda merasa terkagum-kagum dengan kecakepan fisik seseorang, atau merasa tertarik pada seseorang tanpa alasan yang logis dan jelas kecuali “seneng aja ngeliat dia” itu salah satu indikasi bahwa orang itu bisa melengkapi gen-gen yang anda miliki.
Disitu diterangkan kalau kita manusia, secara umum suka sama lawan jenis yang cakep. Cakep berarti menyenangkan saat dilihat, kan? Indikatornya antara lain kulit mukanya berseri-seri, rambutnya ....., kulitnya mulus, hidungnya ..., matanya.... wis sebut sendiri lah semua yang anda inginkan di titik-titik yang saya sediakan. Ternyata ciri-ciri umum yang dimiliki orang cakep itu mengindikasikan bahwa orang itu lebih sehat, lebih tahan terhadap pengaruh lingkungan (alias lebih bisa survive), dan...lebih subur! Wah, jadi kalau ada yang memuji kecakepan anda, artinya anda subur dong? Hahaha... yang jelas, orang yang cakep dan menarik itu katanya lebih sehat dari yang lain.
Terus hubungannya dengan kesimetrisan tubuh tadi apa? Begini, rancang bangun tubuh kita ini emang sudah didesain Allah sedemikian rupa sehingga simetris. Inget deh pelajaran biologi, rancang bangun manusia itu simetris bilateral. Kalau kesimetrisan itu bisa terus tampak, itu berarti sistem tubuhnya bagus, buktinya semua sisi berkembang maksimal, kan? Adanya ketidaksimetrisan ditenggarai mengindikasikan ada bagian yang kurang berkembang. Nggak heran sih kalo menurut penelitian itu responden lebih memilih lawan jenis yang wajahnya simetris kiri-kanan. Terus aku pernah baca artikel di internet nih. Ada penelitian lain, di penelitian itu responden suruh mencium bau kaos-kaos bekas pakai dan memilih satu kaos yang aromanya paling disukai (ih nggilani tenan to penelitiane? aku emoh nek ditawari dadi respondene. Tapi sopo juga sing arep nawari aku? Hehehe). Hasilnya?? Dari bau kaosnya bisa diketahui apakah pemakainya berwajah simetris atau enggak. Dan mayoritas responden memilih kaos bekas pakainya orang berwajah simetris tadi. Huwekk...sungguh penelitian yang nggilani (menjijikkan, red).
Oh iya, satu lagi. Menurut tayangan ini, para wanita menjadi lebih simetris saat mereka sedang ovulasi. Kemungkinan itu disebabkan distribusi cairan tubuh yang berubah. Hohoho...aku jadi berkesimpulan, tujuan manusia hidup di dunia ini setelah bertahan hidup adalah melanjutkan keturunan. Kok bisa? Ya iyalah...saat ovulasi, kan wanita sedang subur-suburnya. Alias sel telurnya sedang matang, dan kalau ketemu sperma besar kemungkinan sukses menghasilkan anak. Kalau mereka simetris, mereka lebih menarik, ah, susah ngomongnya...ngerti kan? Bahkan aku pernah baca di internet, gejala-gejala PMS (Pre-Menstrual Syndrom) dikaitkan dengan ini. Gejala-gejala itu antara lain nesu-nesu (ngamuk-ngamuk, red) nggak jelas dan penimbunan cairan di tubuh (penimbunan cairan juga bikin gak tubuh simetris). Kedua gejala ini ditenggarai akan “mengusir” makhluk bergenom 22XY di sekitar mereka. Hihihi, kasian ya. Kenapa perlu diusir? Karena saat lagi PMS wanita lagi nggak subur, lha wong sel telurnya udah hampir diluruhkan gitu. Ada sperma juga palingan nggak bisa sukses membentuk zigot.
Sungguh tayangan yang ilmiah banget, merasakan sensasi lust aja ternyata bisa dianalisis dan dioprek-oprek sampai mendalam memakai kaca mata ilmiah. Buat kita, mungkin aja peristiwa “seneng-ketemu-orang-cakep” itu biasa. Tapi ternyata melibatkan peristiwa ke-BioMoL-an yang rumit (biomol : biologi molekuler, red). Masalah percaya atau enggak terserah anda. Mungkin anda nggak percaya. Untuk menjadi menarik, apakah kita harus simetris? Lha kalo nggak gimana? Menurut saya pribadi sih nggak. Pernahkah anda mengamati wajah orang yang anda sukai (fisiknya)? Waduh, bahaya...hehehe. Tapi kalau pernah, apakah anda tahu orang yang anda sukai fisiknya itu benar-benar simetris wajahnya? Kayaknya enggak pasti juga kan.
Pasti ada alasan lain selain fisik. Apa tujuan menikah Cuma buat menghasilkan keturunan yang luar biasa? Kalau gitu, alangkah baiknya jika kita menyekuen (mengadakan sequencing) genom kita lalu menaruh filenya dalam sebuah CD dan menyuruh orang-orang melakukan hal yang sama. Terus, kalau mau cari jodoh yang tepat, nggak usah ribet-ribet, taaruf (kenalannya) via CD aja. Alias tuker-tukeran CD yang isinya informasi genetik kita. Kayak usulnya dosen biologi molekulerku. Ajib. Tapi yakin tujuan nikah Cuma itu? Saya beragama Islam, dan agama saya mengajarkan bahwa menikah itu setengah agama. Menikah itu menyempurnakan agama. Yang saya inget dari pelajaran agama waktu SMA dulu, tujuan nikah selain meneruskan keturunan juga untuk menggapai kebahagiaan dunia akhirat. Owh, how nice.
p.s : Waduh, tuwo banget to tulisanku, serasa moco tulisane mbah-mbah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar